Memilih Guru Agama

Memilih Guru Agama...
-------------------

Alhamdulillah, wa shalatu wa salamu 'ala rusulillah.

Ilmu agama adalah ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap orang, baik tua maupun muda, kaya ataupun miskin. Salah satu metode kita dalam menuntut ilmu adalah selektif memilih guru yang hendak kita ambil ilmunya. Kita dilarang untuk sembarang mengambil ilmu agama atau berguru kepada siapapun. Inilah manhaj salafus shaleh.

Diantara syarat-syarat guru yang baik dan berhak diambil ilmunya kami rangkum sebagai berikut:

1. Guru tersebut bertakwa kepada Allah dan bukan termasuk orang fasik yang terang-terangan.

2. Menyeru kepada Allah dan Rasul-Nya, bukan kepada kelompok, ormas, atau lembaga-lembaganya.

3. Sesuai antara perkataan dan amalnya.

4. Ahlussunnah wal jama'ah (Pengikut sunnah dan Al-Jama'ah) dan bukan Ahlul bid'ah wal firqah (Pengikut bid'ah dan perpecahan kelompok-kelompok), meskipun mereka menyamarkan diri dengan mengaku Ahlus Sunnah.

5. Memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman salafus shaleh, tidak mendahulukan akal atau hawa nafsunya.

6. Lurus aqidahnya. Tidak menyimpang dalam memahami takdir, asma wa sifat Allah, iman, dan lain sebagainya.

7. Baik manhajnya, yakni manhaj salafus shaleh.

8. Kuat ilmunya, tidak banyak keraguan dan kerancuan. Menyandarkan ilmunya dengan atsar-atsar salafu ummah.

9. Tidak taklid buta kepada siapapun. Jika sudah Allah dan Rasul-Nya yang berkata, niscaya mereka akan "sami'na wa Athona" dan meninggalkan segala perkataan manusia yang bertentantan dengannya, meskipun perkataan itu adalah perkataan ulama besar.

Inilah beberapa point yang dapat kami ringkas dengan singkat. Mudahnya semua point-point di atas terfokus pada dua poros saja, yang pertama adalah lurusnya aqidah dan yang kedua adalah lurus manhajnya. Akan tetapi poros-poros itu masih terlalu umum bagi kita untuk pahami, jadi kami menjabarkannya lebih luas lagi pada 9 point di atas.

Dari Abu Dzar, Nabi ﷺ bersabda,

إنكم اليوم في زمان كثير علماؤه، قليل خطباؤه، من ترك عشر ما يعرف فقد هوى، ويأتي من بعد زمان كثير خطباؤه، قليل علماؤه، من استمسك بعشر ما يعرف فقد نجا

“Sungguh, hari ini kalian berada pada zaman yang banyak ulamanya dan sedikit penceramahnya. Karena itu, barang siapa yang meninggalkan sepersepuluh dari yang diketahuinya maka dia akan binasa. Dan sungguh, kelak akan tiba suatu zaman yang banyak penceramahnya dan sedikit ulamanya. Pada Waktu Itu, barang siapa yang berpegang teguh kepada sepersepuluh dari yang diketahuinya maka dia akan selamat.” [Silsilah Hadits Shahih No. 2510]

Di akhir pembahasan ini kami hendak menukil beberapa atsar dan perkataan para ulama yang mana ini menjadi sanggahan bagi mereka yang sembarangan mengambil ilmu tanpa memilah dan memilih guru.

Abu Bakar Muhammad bin Sirin رحمه الله (Tabi'in, wafat tahun 110 H) mengatakan,

إن هذا العلم دين فانظرو عمن تأخذون دينكم

"Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambil agama kalian."

Dikisahakan juga suatu ketika pernah ada dua orang dari pengekor hawa nafsu dan bid'ah masuk ke dalam majelis Muhammad bin Sirin, maka keduanya berkata, “Wahai Abu Bakar, maukah kami bacakan kepadamu sebuah hadits?” Jawabnya, “Tidak.” Maka keduanya berkata lagi, “Jika begitu kami bacakan kepadamu sebuah ayat dari kitab Allah subhanahu wata'ala.” Ia jawab, “Tidak, pergilah kamu dariku atau aku yang pergi.” Maka keduanya keluar. Kemudian sebagian orang (murid Abu Bakar Muhammad bin Sirin) bertanya kepadanya, “Wahai Abu Bakar, mengapa anda enggan mendengarkan sebuah ayat dari kitab Allah subhanahu wata'ala yang hendak ia bacakan kepadamu?” Jawabnya, “Sesungguhnya aku takut ia membacakan kepadaku sebuah ayat lalu ia menyelewengkan (makna)nya, sehingga hal itu menghujam di dalam hatiku.” [Dikeluarkan oleh Ad-Daarimi (397) dan Al-Laalikaa'i dengan sanad yang shahih]

Anas bin Malik رضي الله عنه pernah didatangi oleh seseorang dan berkata padanya, “Wahai Abu Hamzah, aku menjumpai sebuah kaum yang mendustakan syafa'at dan adzab kubur.” Maka beliau katakan, “Mereka adalah para pendusta, maka janganlah kamu duduk-duduk bersama mereka.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Baththah (2/448) dan Sanadnya Ia ba'sa bihi]

Ibnu 'Abbas رضي الله عنه berkata, “Janganlah kamu duduk-duduk bersama pengekor hawa nafsu dan bid'ah karena hal itu akan menjadikan hatimu sakit.” [Isnadnya Shahih, lihat Asy-Syarii'ah (atsar no. 55) dan dikeluarkan pula oleh Ibnu Baththah (619) dari jalan Al-Ajurrz]

Wa shalallahu 'ala nabiyyina Muhammad...

PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN UNSUR HARA MIKRO TERHADAP PERTUMBUHAN JAGUNG PADA ULTISOL YANG DIKAPUR



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN

I.                   PENDAHULUAN
Jagung sebagai pangan adalah sumber karbohidrat kedua setelah beras. Di samping itu juga digunakan pula sebagai bahan makanan ternak (pakan) dan bahan baku industri (Sudaryanto et al., 2006). Kebutuhan dan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan meningkatnya industri yang menggunakan jagung sebagai bahan baku seperti industri makanan dan pakan ternak.
Tanaman jagung umumnya tidak toleran terhadap kemasaman tanah yang tinggi. Hasil penelitian Fox (2006) disimpulkan bahwa kejenuhan Al merupakan parameter yang lebih tepat untuk memperkirakan pengurangan hasil jagung pada tanah masam. Tanaman jagung akan di bawah 90 % dari maksimum apabila kejenuhan Al melebihi 12 %. Bila kejenuhan Al > 40 % pertumbuhan tanaman jagung akan menurun secara tajam (Kamprath and Foy, 2006).
Dilihat dari luasannya, Ultisol memiliki potensi untuk pengusahaan pengembangan tanaman jagung. Namun pemanfaatan Ultisol untuk budidaya jagung menghadapi berbagai kendala, seperti rendahnya tingkat kesuburan dan pH serta tingginya kejenuhan Al. Tanah ini juga rendah dalam kandungan unsur hara makro seperti P, N, K, Mg dan kandungan unsur hara mikro seperti Zn, Mo dan Pb (Notohadiprawiro, 2006; Bell and Edwards, 2006). Pengapuran untuk mengatasi pengaruh buruk oleh kemasaman tanah yang tinggi merupakan salah satu cara yang sudah lama dikenal dan diterapkan. Dengan tindakan ini, kemasaman tanah diturunkan sampai tingkat yang tidak membahayakan bagi pertumbuhan tanaman.
Pengapuran juga mempengaruhi ketersediaan unsur hara mikro seperti Fe, Mn, Cu dan Zn. Penambahan kapur dapat menurunkan kelarutan unsur mikro karena terjadi peningkatan pH, yang menyebabkan terjadinya pengendapan unsur mikro tersebut. Pengapuran yang berlebihan dapat menyebabkan tanaman mengalami kekurangan unsur mikro, terutama Fe, Mn, Cu dan Zn karena peningkatan nilai pH tanah mengakibatkan bentuk kation berubah menjadi hidroksida yang tidak larut (Nyakpa et al., 2008).
Bahan organik tanah merupakan suatu sistem yang komplek dan dinamis, berasal dari sisa tanaman dan hewan yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan yang dipengaruhi faktor biologi, fisika dan kimia tanah (Kononova, 2006). Bahan organik dapat berasal dari sisa tanaman, hewan seperti dalam bentuk pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan sebagainya. Pupuk kandang sebagai sumber bahan organik tanah mempunyai kandungan hara yang berbeda-beda tergantung dari macam hewan, umur hewan, macam makanan, perlakuan dan penyimpanan pupuk sebelum dipakai
Penambahan bahan organik juga dapat meningkatkan kapasitas jerapan karena berbagai gugus fungsional yang dimilikinya. Penelitian McGrath et al., (2008) cit. Salam et al., (2008) memperlihatkan bahwa pada pH yang sama, kelarutan Cu lebih rendah di tanah dengan kandungan bahan organik tinggi daripada di tanah dengan kandungan bahan organik rendah. Ini menunjukkan bahwa kandungan bahan organik di dalam tanah dapat menurunkan ketersediaan unsur hara mikro.
II.                TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi unsur hara mikro, pupuk kandang dan kapur terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan mendapatkan kombinasi yang terbaik antara pupuk kandang, unsur hara mikro dan kapur terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
III.             BAHAN DAN METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode percobaan pendahuluan dengan percobaan pot dengan rancangan acak lengkap faktorial terdiri atas 3 faktor. Faktor pertama adalah 3 aras pupuk kandang sapi yaitu 0 t/ha (B0), 15 t/ha (B1) dan 30 t/ha (B2). Faktor kedua adalah 3 aras unsur hara mikro yaitu tanpa unsur hara mikro (M0), 14 kg/ha unsur hara mikro (M1) dan 28 kg/ha unsur hara mikro (M2). Unsur hara mikro yang dipakai adalah Fe2(SO4)3 7H2O, MnSO4.H2O, ZnSO4.7H2O dan CuSO45H2O. Faktor ketiga adalah 2 aras takaran kapur (CaCO3) yaitu 0 t/ha (K0) dan 16,63 t/ha (K1). Perlakuan diulang 3 kali.
Jenis tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tanah yang telah diberikan Pupuk kandang dan pengapuran. tanah seberat 6 kg dicampur merata dengan kapur, unsur hara mikro dan bahan organik sesuai takaran perlakuan, dimasukkan dalam pot dan diinkubasikan selama 5 minggu dalam kondisi kapasitas lapangan, setelah lama inkubasi selesai, campuran tanah tersebut dicampur dengan pupuk basal sesuai takaran perlakuan dan diinkubasikan selama 3 hari dalam
kondisi kapasitas lapangan. Pada akhir inkubasi sebagian tanah diambil untuk dianalisa dan sisanya dalam pot ditanami jagung sebanyak 3 biji per pot. Setelah tanaman tumbuh baik (± 7 hst) diadakan penjarangan dengan menyisakan 1 tanaman yang terbaik pada setiap pot. Pemanenan dilakukan pada fase vegetatif maksimun, yaitu pada saat ± 15 % tanaman jagung berbunga (± 52 hst). Selama pertumbuhan tanaman dijaga dari serangan gulma, hama dan penyakit dan kondisi kapasitas lapangan dipertahankan dengan menambah air sebesar air yang hilang akibat evapotranspirasi. Pada saat panen ditimbang berat segar dan berat kering trubus maupun akar. Pada saat keluarnya bunga betina (silking phase) diambil daun ke 5, 6 dan 7 untuk penentuan Cu, Zn, Fe, Mn
Analisa data Data hasil analisa maupun pengamatan dianalisa dengan ANOVA dan DMRT 5 %.
IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis awal Karakteristik tanah dan pupuk kandang Tabel 2 menunjukkan bahwa Ultisol yang dipakai untuk penelitian kandungan Al-ddnya tinggi, kationkation basa tertukar rendah sampai sedang sehingga kejenuhan Al-nya sangat tinggi dan pH-nya sangat masam. Tekstur tanah lempung dan kandungan bahan organik sedang sehingga KPK-nya berharkat sedang. Kandungan P, Zn dan Cu tersedia sangat rendah sedangkan Fe dan Mn tinggi. Kualitas tanah ini perlu ditingkatkan, antara lain dengan penambahan kapur atau bahan organik. Pemberian kapur akan meningkatkan pH, KPK dan menurunkan Al-dd, kejenuhan Al dan Fe maupun Mn .

Tabel 1. macam dan takaran pupuk basal yang digunakan dalam percobaan

Jenis pupuk
Takaran pupuk
Kg/ ha
Mg/kg tanah
Mg/pot
NH4NO3
260
87,0
522
KH2PO4
400
133,3
800
KCL
100
33,3
200
MgSO4.7H2O
120
40
20
NaB40710H2O
0,5
0,17
1
(NH4)6Mo7O242H2O
0,5
0,17
1

Tabel 2. Karakteristik Ultisol dan pupuk kandang
Parameter
Tanah
Pupuk kandang
Fraksi %
-   Lempung
-   Debu
-   pasir


58
28
14

Kelas tekstur
Lempung
58,12
KPK ( Cmol (+)kg¹
17,88

PH H2O
4,3
7,1
PH KCL
3,6

Al-dd (Cmol (+) Kg-1
10,66

C Organik (%)
2,64
23,45
Bahan Organik
4,55
40,43
Kation basa tertukar ( Cmol (+)Kg-1
-   Ca
-   Mg
-   K
-   Na

2,38
1,17
0,23
0,51

Kejenuhan Al (%)
75,02

P tersedia (ppm)
2,07

Unsur Mikro tersedia (ppm)
-   Fe
-   Mn
-   Zn
-   Cu
-   N total
-   C/N

2,38
1,17
0,23
0,51

8675,12
696,27
234,55
99,25
1,22
19

Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pupuk kandang sapi yang dipakai potensial untuk meningkatkan kualitas tanah tersebut karena mempunyai kandungan bahan organik dan KPK cukup tinggi, bereaksi netral, cukup terombak dan mengandung unsur Fe, Mn, Zn dan Cu.
Tabel 3. Pengaruh takaran pupuk kandang sapi
Parameter
Takaran pupuk kandang sapi (t/ha)
0 (B0)
15 (B1)
30 (B2)
Bahan organik (%)
4,78 b
5,40 a
5,31 a
Zn jaringan tanaman (ppm)
10,1 b
11,6 ba
13,2 a
Berat segar akar (g)
3,35 b
3,91 ab
4,58 a
Berat kering akar (g)
1,87 b
2,38 a
2,53 a




Pengaruh pupuk kandang sapi dan kapur
Tabel 3 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi sampai dengan 30 t/ha masih meningkatkan kandungan bahan organik, Zn jaringan tanaman, berat segar maupun berat kering akar. Pemberian kapur 16,63 t/ha nyata menurunkan Zn jaringan tanaman tetapi nyata meningkatkan berat kering trubus, berat segar maupun berat kering akar Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut pengujian DMRT 5 %.
V.         KESIMPULAN
1. Terjadi interaksi antara pupuk kandang, takaran kapur dan unsur hara mikro dalam mempengaruhi parameter-parameter yang diamati. Pemberian pupuk kandang dan kapur menurunkan ketersediaan maupun konsentrasi unsur hara mikro di jaringan, meningkatkan berat basah dan berat kering akar maupun trubu Pengapuran menurunkan Al-dd dan kejenuhan Al tetapi meningkatkan KPK maupun pH tanah. Pemberian unsur hara mikro meningkatkan unsur hara mikro baik ketersediaan dalam tanah maupun konsentrasinya dalam jaringan tanaman.
2. Dilihat dari berat segar maupun berat kering trubus, kombinasi yang terbaik adalah B2M1 dan M1K1

VI.             DAFTAR PUSTAKA
Arief, A. Dan Irman. 1997. Ameliorasi Lahan Kering Masam untuk Tanaman Pangan. Prosiding Simposium Penelitian Tanaman Pangan III. Puslitbang Tanaman Pangan. BalitbangtanDeptan. Hal. 1665-1675.
Arief. 2008. Geografi tanah Indonesia. feiraz.files.wordpress.com (diakses Mei 2009) Anonimous.2009.Budidaya Lorong. bebasbanjir2025.files.wordpress.com (diakses Mei 2009)
Dinas Pertanian Jember. 2007. Budidaya Tanaman Jagung http://warintek.bantul.go.id (diakses 8 April 2009).
Hasanudin.Ganggo,B.2004. Pemanfaatan Mikrobia Pelarut Fospat dan Mikoriza untuk Perbaikan Fospor tersedia,Serapan Fospor Tanah Ultisol dan Hasil Jagung.Universitas Bengkulu. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia . 4(2) : 97-103.
Hasanudin. 2003. Peningkatan ketersediaan dan serapan N dan P serta hasil tanaman jagung melalui inokulasi mikoriza, azotobacter dan bahan organic pada ultisol. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 5(2): 83-89.
Hasanudin, Mitriani dan Barchia F.2007. Pengaruh pengapuran dan pupuk kandang terhadap ketersediaan hara P pada timbunan tanah pasca tambang batubara. Jurnal Akta Agrosia Edisi khusus No: 1-4.
Joy, B. 2005. Perbedaan respon keterkaitan pH, Al-dd, serta P tersedia dari tanah masam akibat aplikasi P-alam, kalsit dan dolomite.Jurnal Bionatura 7(3): 249-258.
Junedi, H. 2008. Pemanfaatan kompos dan jerami padi dan kapur guna memperbaiki permeabelitas tanah ultisol dan hasil kedelai.Proseding Seminar Nasional Sains dan Teknologi II. Universitas Lampung 17-18 November 2008.
Kuswandi. 1993. Pengapuran Tanah Pertanian. Kanisus Yogyakarta.Edisi 1.
Madjid, A. R. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online untuk mata kuliah: (1) Dasar-Dasar Ilmu Tanah, (2) Kesuburan Tanah, dan (3) Pengelolaan Kesuburan Tanah Lanjut. Fakultas Pertanian Unsri & Program Pascasarjana Unsri. http://dasar2ilmutanah.blogspot.com
Mayadewi, NA. 2007. Pengaruh jenis pupuk kandang dan jarak tanam terhadap pertumbuhan gulma dan hasil jagung manis. Jurnal Agritrop. 28(4): 163-169.
Notohadiprawiro,T. 2006. Ultisol, Fakta dan Implikasi Pertaniannya. Buletin Pusat Penelitian Marihat .No.6. 2006.
Nursyamsi, D; S.M. Nanan.; Sutisni dan I P.G. Widjaja-Adhi. 1996. "Erapan P dan Kebutuhan Pupuk P Untuk Tanaman Pangan pada Tanah-tanah Asam". Dalam Jurnal Tanah Tropika. Tahun II No.2. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat.Bogor.
Nyakpa, Yusuf., A. M. Lubis, M. A. Pulung, G. Amran, A. Munawar, Go Ban Hong. 1988. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Pandang, M.S.,dan Subandi. 1997. Sistem Usahatani Konservasi Menunjang Pendapatan Petani Lahan Kering. Prosiding Simposium Penelitian Tanaman Pangan III Buku 6. Puslitbangtan. Deptan. Hal. 1676-1686.
Rachman S.2002. Penerapan Pertanian Organik . Edisi 5. Kanisus Jakarta. Pp 177-184.
Rahim, ES. 2006. Pengendalian Erosi Tanah.Edisi 3. Bumi Aksara Jakarta.pp 91-106.
Radjagukguk, B. 1983. Masalah Pengapuran Tanah Mineral Masam di Indonesia. Makalah Seminar Masalah Tanah Mineral Masam di Indonesia. Fakultas Pertanian. UGM. Yogyakarta.
Yuwono,NW.2006.Pupuk Hayati . UGM.Yogyakarta.
Yulianti, N. 2007. Reaksi Tanah .Jurnal Hijau.2(5) : 23 – 43.

kesuburan Tanah, Quis


1.      Jelaskan yang dimaksud dengan amonifikasi dan nitrifikasi? Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kedua reaksi tersebut dalam tanah?

jawab
·         Amonifikasi adalah proses asam amino menjadi ammonia (NH3). Proses ini terjadi karena adanya bantuan mikrooeganisme seperti bakteri dan jamur.
·         Nitrifikasi merupakan proses oksidasi ion ammonium menjadi nitrat (NO3_). Proses ini terjadi dengan adanya bantuan bakteri autotrof yang termasuk dalam genus Nitrosomonas dan Nitrobacter yang akan mengoksidasi nitrit (NO2_) menjadi nitrat (NO3_). Selain itu temperature juga mempengaruhi, suhu ini mempengaruhi kehidupan bakteri yang mengoksidasi. Bakteri ini hidup pada 35-42 derajat C. proses nitrifikasi yang dibantu oleh bakteri ini akan maksimal apabila kondisi tanah 7,5-8,5. Konsentrasi oksigen terlarut dalam pengolahan Iimbah ammonia juga mempunyai peranan penting, karena dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri dan aktivitasnya. Menurut Wurhmann (1962)dan Painter (1970) (16), konsentrasi oksigen terlarut dalam reaktor proses nitrifikasi minimum 2 mg/L, artinya bila konsentrasi oksigen terlarutnya dibawah 2 mg/L maka proses nitrifikasi akan terganggu.

2.      Satu minggu sebelum tanam jagung di lahan bekas sawah, anda sudah membenamkan jerami padi ke dalam tanah. Pada saat tanam benih jagung, anda berikan pupuk NPK sebanyak 200 kg/ha dengan cara dialrikkan di samping lubang tanam. Seminggu kemudian benih jagung berkecambah dan tidak lama setelah itu berubah warna menjadi kuning. Hasil uji jaringan tanaman di laboratorium menunjukkan bahwa jaringan tanaman tidak mengandung nitrogen. Jelaskan, apa yang salah/terjadi dengan pertanaman jagung tersebut?

Jawab
Pada kasus ini, tanaman jagung tidak memiliki kandungan nitrogen disebabkan unsur hara  N yang diberikan melalui pupuk NPK tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman dikarenakan tanah yang menjadi media memiliki KTK yang buruk

3.      Apa sebabnya pengolahan lahan yang intensif memicu pada cepat terjadinya dekomposisi bahan organik serta laju nitrifikasi yang meningkat? Jelaskan!

Jawab
            Pengolahan tanah yang intensif akan meningkatkan KTK dan suhu tanah itu sendiri. Pertukaran udara dalam tanah akan menstabilkan suhu sehingga perkembangan bakteri dan pertumbuhan mikroba tanah akan berlangsung dengan baik terutama bakteri Nictobacter yang berkembang pesat pada suhu 35-42 derajat Celcius. Pertukaran udara yang baik pada tanah menjadikan mikroorganisme tanah dapat hidup dan sehingga membantu proses dekomposisi tanah

4.      Pada kondisi tanah yang bagaimana pemberian pupuk P dengan cara dilarikkan akan memberikan hasil yang terbaik bagi tanaman?

Jawab
            Pupuk P dapat memberikan hasil jika pupuk P dilarikan pada saat kondisi tanah bukan rawa atau kering yang masih dalam proses pengolahan tanah.
  
7.      Jika diketahui tiap hasil 1000 kg gabah, diperlukan unsur hara 16,8 kg N, 8,7 kg P2O5, dan 26,3 kg K2O. Berapa minimal Urea (45% N), TSP (45% P2O5), dan KCl (50% K2O) yang harus Anda sediakan bila diinginkan hasil 6 ton gabah/ha.

Jawab
·    
·         51,8 kg = 1000 kg
·         Maka jika dibutuhkan 6 ton gabah = 6 x 51,8 = 310,8
·         Sehingga N yang dibutuhkan adalah 16,8 x 6 = 100,8
·         Sehingga P2O5 yang dibutuhkan 8,7 x 6 = 52,2
·         Sehingga K2O yang dibutuhkan 26,3 x 6 = 157,8

8.      Diketahui dosis pupuk urea untuk tanaman jagung 240 kg urea tiap hektar (1 ha = 10000 m2);  Kedalaman lapis olah tanah tersebut adalah 20 cm (0,20 m); BV Tanah 1,2 g/cm3. Berapa gram pupuk urea yang dibutuhkan untuk percobaan dalam polybag yang menggunakan tanah seberat 10 kg.  (dengan asumsi kadar lengas tanah dalam polybag = kadar lengas tanah di lapangan)

Jawab
            240 kg             urea = 10000 atau 1 ha
            240 kg             urea = (10000 (0,2) m3 x 1,2 g/cm3 ) x 10 kg
            240 kg             urea = (2000 m3 x 1,2 (1000 kg)/10.106 m3) x10 kg
            240 kg             urea = (2,4 (10.106 kg m3)/10.106 m3) x 10 kg
                        urea = 24 kg / 240 kg
                        urea = 0,1 kg/kg = 100 g/g
9