CAVING (SUSUR GUA)
Caving diambiil
dari kata “CAVE” yang dapat diartikan
sebagai kegiatan penelusuran goa. Caving erat hubunganya dengan Speleologi, yakni ilmu yang mempelajari
tentang goa. Seseorang yang melakukan caving disebut Caver. Sehingga kegiatan caving dan speleologi tidak dapat
dipisahkan karena saling keterkaitan dan saling mendukung satu sama lain.
Dalam menelusuri goa seyogyanya
seorang caver dapat mendata serta memetakan goa yang ia telusuri, baik goa
vertikal maupun horizontal. Hal ini berguna untuk mendeskripsikan gambaran
keadaan secara lebih faktual dan ilmiah, sehingga dapat ditarik kesimpulan
secara global dan tepat untuk tujuan lainnya.
Penelusuran
gua merupakan kegiatan kelompok, karenanya dalam setiap penelusuran tidak
dibenarkan seorang diri. Jumlah minimal untuk sebuah eksplorasi gua adalah 4
orang. Hal ini didasarkan atas pertimbangan, jika terjadi kecelakaan pada salah
seorang anggota kelompok, satu orang dibutuhkan untuk menjaganya, sedangkan dua
lainnya mempersiapkan pertolongan atau rescue, atau kalau tidak mungkin, cari
pertolongan kepada penduduk.
(Belantara
indonesia.2010)
Untuk lebih mudahnya sebagai caver hendaknya mempunyai
respek terhadap lingkungan dan cuaca, masyarakat sekitar, kemampuan sesama
caver, penelitian, dan instansi jika diperlukan. Satu hal yang harus diresapi
dan disadari oleh setiap penelusur gua yaitu masalah “konservasi”. Prinsip yang
biasa dipakai dalam etika penelusuran gua adalah ‘take nothing but picture, leave
nothing but footprint, kill nothing but time’. (Belantara indonesia.2010)
Agar penelusuran lebih aman maka caver mempersiapkan
perlengkapan dasar, pengetahuan dan ketrampilan baik tentang gua, alat dan
penggunaanya, serta teknik atau cara penelusuran yang akan lebih terasah dengan
berlatih. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
terjadi di dalam
gua. Dalam setiap musibah, setiap caver wajib bertindak dengan tenang,
tanpa panik, dan wajib patuh pada instruksi leader penelusuran.
Dalam penelusuran horisontal, kita melakukan gerakan
jalan membungkuk, merangkak, merayap, tengkurap, dan kadang terlentang,
menyelam serta berenang. Dengkul dan ujung siku merupakan sisi penting buat
seorang penelusur atau caver. Bentuk tubuh juga mempengaruhi kecepatan gerak
seorang penelusur gua. Beberapa hal lain yang seharusnya dilakukan adalah
pelaporan ataupun publikasi. (Belantara indonesia.2010)
Dalam kegiatan
penelusuran gua, maka caver harus mengikuti kewajiban sebagai berikut :
ü Menjaga
lingkungan baik kebersihan, kelestariannya, dan kemurniannya.
ü Konservasi
lingkungan gua merupakan tujuan utama penelusur goa.
ü Wajib
memberi pertolongan kepada penelusur lain apabila membutuhkan pertolongan
sesuai dengan kemampuan.
ü Menjaga
sopan santun dengan penduduk sekitar.
ü Izin
resmi
Wajib memberitahukan kondisi berbahaya pada penelusur lain tentang
kondisi sekitar lingkungan goa atau di dalam goa. (Gollert.y.2013)
SEJARAH
PENELUSURAN GUA
Pada
masa primitif, gua dihuni oleh manusia primitif sebagai tempat bermukim,
berlindung, kuburan dan untuk pemujaan roh-roh leluhur yang terdahulu. Tahun
1674, John Beumont seorang ahli bedah dan ahli geologi amatir dari Samerset
Inggris melakukan pencatatan laporan ilmiah tentang penelusuran gua Suruman (Photoling) yang pertama kali
diakui oleh Brtish Royal Society. Tahun 1670-1680 Baron Johan Valsator dari
Slovenia adalah orang yang pertama melaukan deskripsi terhadap 70 gua dalam
bentuk laporan ilmiah lengkap dengan komentar, sketsa dan peta sebanyak 4 jilid
dengan total mencapai 2.800 hal. Atas jasanya Britsh Royal Society memberikan penghargaan ilmiah kepadanya. Tahun
1818, kaisar Habsburg Francis I adalah orang yang pertama melakukan kegiatan
wisata didalam gua yaitu saat mengunjungi gua Adelsberg (sekarang gua Postinja
di Eks Yuguslavia). (Chirtopher/M-04099.BS)
Josip
Jersinovic adalah seorang pejabat pertama yang melakukan pengelolaan gua secara
propesional. Tahun 1838 seorang pengacara Franklin Gorin adalah tuan tanah yang
memiliki areal dimana gua terbesar dan terpanjang di dunia yaitu Mam Month Cave di Kentucky AS. Olehnya
gua tersebut dikomersialkan dan mempekerjakan seorang Mullato bernama Stephen
Bishop berumur 17 tahun sebagai budak penjaga gua tersebut.
Stephen
Bishop sianggap sebagai pemandu wisata gua profesional yang pertama (Cave
Guide). Mam Month Cave sendiri terdiri dari ratusan lorong (Stephen Bishop
menemukan sekitar 222 lorong) dengan panjang 300 mil, hingga kini belum selesai
diteliti dan ditelusuri. Tahun 1983 oleh Union
Of Speleology Mom Month Cave diakui oleh PBB sebagai salah satu warisan
dunia (World Herritage).
(Chirtopher/M-04099.BS)
Tahun
1868-1888 pada masa ini diakui sebagai saat lahirnya ilmu Speleology yang
dipelopori oleh Edoard Alfret Martel (1859-1938) berkat usaha kerasnya selama 5
tahun yang diakui sebagai bapak
speleology dunia. Semua yang dia lakukan merupakan kempanye penelusuran gua
yang berisi metoda yang menggabungkan bidang ilmu riset dasar dalam ekplorasi
gua hingga hingga dapat dilakukan suatu penelitian yang multi disipliner dan interdisipliner.
Metoda tersebut diakui oleh para ahli sebagai cara yang paling tepat,
konstruktif dan efesien dalam meneliti lingkungan gua, bahkan tata cara
tersebut dianggap sebagai pokok penerapan disiplin, tata tertib, etika dan
moral kegiatan speleology modern pada masa sekarang.
SPELEOLOGY
Ilmu yang
mempelajari tentang gua dan lingkungannya disebut Speleology. Berasal
dari bahasa Yunani yaitu spelalion = gua, dan logos = ilmu,
lingkungan sekitar gua dapat berupa aliran lava yang membeku, batu pasir (sandstone), batu gamping (karts), gletser dan sebagainya. Ada juga istilah spelunca (bahasa
latin dari gua). Di Indonesia istilah yang paling sering dipakai adalah
penelusuran gua (caving) tanpa
merujuk tujuannya masuk gua.
Goa
memiliki sifat khas dalam mengatur suhu di dalamnya, yaitu pada saat udara luar panas maka di
dalam goa akan sejuk, begitu juga sebaliknya. Di Indonesia speleologi tergolong
ilmu yang masih muda. Speleologi baru berkembang sekitar tahun 1980 dengan berdirinya sebuah club yang
bernama SPECAVINA yang didirikan oleh Norman Edwin dan dr. R.K.T Ko
ketua HIKESPI. Kemudian muncul Club Speleologi
yang lain :
ü BSC = Bogor Speleologi
Club
ü DSC = Denpasar
Speleologi Club
ü SKALA
= Speleo Club Malang
ü SSS = Salamander Speleo
Surabaya
ü JSC = Jakarta Speleo
Club
ü ASC = Acintyacunyata Speleological Club
Dari sekian banyak club speleological, club
yang merupakan club aktif hingga saat ini adalah Acintyacunyata Speleological Club (ASC) yang berada di yogyakarta.
Gua merupakan salah satu ciri khas
kawasan karst. Kawasan karst atau gunung gamping merupakan kawasan yang unik
serta kaya akan sumber daya hayati dan non hayati. Indonesia mempunyai kawasan
karst seluas 20% dari total wilayahnya. Salah satu kawasan karst di Indonesia
yang dikenal sebagai Gunung Sewu pernah didengungkan akan dicalonkan sebagai
salah satu Warisan Dunia (World Heritage) karena keunikannya
Dalam Speleology
banyak bidang ilmu, diantaranya yakni :
1.
Geologi : Speleogenesis, Hidrogeologi
2.
Geografi : Morfologi karst, Hidrologi
permukaan, Karstologi
3.
Biologi :
Biospeleologi
4.
Pariwisata : Ekowisata, Wisata minat khusus
Di dalam kegiatan
alam bebas banyak sekali hubungan antara kegiatan yang satu dengan kegiatan
spleologi ini misalnya:
Mounteneering = Tracking, Packing, Pelacakan Mulut
Gua
Panjat
Tebing = Rigging, Chimneying,
Bridging,
Arung
Jeram = Water Rafting
Diving = Melewati celah celah
yang ada di dalam air
Gantole = Pelacakan mulut goa
dari udara
Canyoning = Repeling di air terjun
Vertical
Rescue = Self rescue, tim rescue
DEFINISI KARST
Istilah
karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa
Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah ‘krst / krast' yang
merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia
Utara, dekat kota Trieste .
Ciri-ciri daerah karst
antara lain :
ü Daerahnya
berupa cekungan-cekungan
ü Terdapat
bukit-bukit kecil
ü Sungai-sungai
yang nampak dipermukaan hilang dan terputus ke dalam tanah.
ü Adanya
sungai-sungai di bawah permukaan tanah
ü Adanya
endapan sedimen lempung berwama merah hasil dari pelapukan batu gamping.
ü Permukaan
yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing.
Proses
Terbentuknya Gua
Tahap awal, air
tanah mengalir melalui bidang rekahan pada lapisan batu gamping menuju ke
sungai permukaan. Mineral-mineral yang mudah larut dierosi dan lubang
aliran air tanah tersebut semakin membesar.
Sungai permukaan lama-lama menggeruk dasar sungai dan mulai membentuk jalur
gua horisontal.
Setelah
semakin dalam tergeruk, aliran air tanah akan mencari jalur gua horisontal yang
baru dan langit - langit atas gua tersebut akan runtuh dan bertemu sistem gua
horisontal yang lama dan membentuk surupan (sumuran gua).
Gua
memiliki sifat yang khas dalam mengatur suhu di dalamnya, yaitu apabila suhu di
sekitar/luar gua panas,maka suhu udara di dalam gua akan sejuk. Begitu juga
sebaliknya,bila kondisi diluar goa dingin, maka suhu di dalam pun akan terasa
hangat. Sifat inilah yang menjadikan gua sebagai tempat berlindung dari
beberapa mahkluk hidup. Gua-gua di kawasan Indonesia dan pulau Jawa sebagian
besar adalah gua batu gamping, atau gua karst.
Gua yang merupakan
lintasan air dimasa lampau, dan kini telah kering di kategorikan ke dalam goa
fosil. Dan gua yang terlihat di aliri aliran air, maupun di rembesi air
pada dinding-dindingnya di kategorikan ke dalam goa aktif. Oleh karena
itu mempelajari gua tidak terlepas dari mempelajari hidrologi karst dan segala
fenomena karst di bawah permukaan (endokarst)
agar kita memahami bagaimana terjadinya gua dan bagaimana memanfaatkan sumber
alamnya, yang mempunyai nilai estetika sebagai objek wisata gua, ataupun sumber
air,tanpa mencemarinya.
ORNAMEN
DAN KEINDAHAN GUA
Bentuk
ornamen-ornamen gua merupakan keindahan alam yang jarang kita jumpai di alam
terbuka. Di tengah kegelapan abadi proses pengendapan berlangsung hingga
membentuk ornamen-ornamen gua ( speleothem ). Proses ini disebabkan
karena a ir tanah yang menetes dari atap gua mengandung lebih banyak CO2
daripada udara sekitarnya.
Dalam rangka
mencapai keseimbangan, CO2 menguap dari tetesan air tersebut. Hal
ini menyebabkan berkurangnya jumlah asam karbonat, yang artinya kemampuan
melarutkan kalsit menjadi berkurang. Akibatnya air tersebut menjadi jenuh
kalsit (CaCO3) dan kemudian mengendap. Berbagai ornamen gua yang sering
di jumpai :
v Stalaktit
Terbentuk dari
tetesan air dari atap gua yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3 )
yang mengkristal, dari tiap tetes air akan menambah tebal endapan yang
membentuk kerucut menggantung dilangit-langit gua. Berikut ini adalah reaksi
kimia pada proses pelarutan batu gamping :
CaCO3 + CO2 + H2O à Ca2 +
2HCO3
v Stalagmit
Merupakan pasangan
dari stalaktit, yang tumbuh di lantai gua karena hasil tetesan air dari atas
langit-langit gua.
v Tirai
Tirai terbentuk
dari air yang menetes melalui bidang rekahan yang memanjang pada langit-langit
yang miring hingga membentuk endapan cantik yang berbentuk lembaran tipis
vertical yang berjejer/ bersekat.
v Teras
Teras Travertin
merupakan kolam air di dasar gua yang mengalir dari satu lantai tinggi ke lantai
yang lebih rendah, dan ketika mereka menguap, kalsiumkarbonat diendapkan di
lantai.
0 komentar: