CAVING (SUSUR GUA)

9/05/2017 Aq 0 Comments


Caving diambiil dari kata “CAVE” yang dapat diartikan sebagai kegiatan penelusuran goa. Caving erat hubunganya dengan Speleologi, yakni ilmu yang mempelajari tentang goa. Seseorang yang melakukan caving disebut Caver. Sehingga kegiatan caving dan speleologi tidak dapat dipisahkan karena saling keterkaitan dan saling mendukung satu sama lain.
            Dalam menelusuri goa seyogyanya seorang caver dapat mendata serta memetakan goa yang ia telusuri, baik goa vertikal maupun horizontal. Hal ini berguna untuk mendeskripsikan gambaran keadaan secara lebih faktual dan ilmiah, sehingga dapat ditarik kesimpulan secara global dan tepat untuk tujuan lainnya.
Penelusuran gua merupakan kegiatan kelompok, karenanya dalam setiap penelusuran tidak dibenarkan seorang diri. Jumlah minimal untuk sebuah eksplorasi gua adalah 4 orang. Hal ini didasarkan atas pertimbangan, jika terjadi kecelakaan pada salah seorang anggota kelompok, satu orang dibutuhkan untuk menjaganya, sedangkan dua lainnya mempersiapkan pertolongan atau rescue, atau kalau tidak mungkin, cari pertolongan kepada penduduk. (Belantara indonesia.2010)
Untuk lebih mudahnya sebagai caver hendaknya mempunyai respek terhadap lingkungan dan cuaca, masyarakat sekitar, kemampuan sesama caver, penelitian, dan instansi jika diperlukan. Satu hal yang harus diresapi dan disadari oleh setiap penelusur gua yaitu masalah “konservasi”. Prinsip yang biasa dipakai dalam etika penelusuran gua adalah ‘take nothing but picture, leave nothing but footprint, kill nothing but time’. (Belantara indonesia.2010)
Agar penelusuran lebih aman maka caver mempersiapkan perlengkapan dasar, pengetahuan dan ketrampilan baik tentang gua, alat dan penggunaanya, serta teknik atau cara penelusuran yang akan lebih terasah dengan berlatih. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di dalam gua. Dalam setiap musibah, setiap caver wajib bertindak dengan tenang, tanpa panik, dan wajib patuh pada instruksi leader penelusuran.



Dalam penelusuran horisontal, kita melakukan gerakan jalan membungkuk, merangkak, merayap, tengkurap, dan kadang terlentang, menyelam serta berenang. Dengkul dan ujung siku merupakan sisi penting buat seorang penelusur atau caver. Bentuk tubuh juga mempengaruhi kecepatan gerak seorang penelusur gua. Beberapa hal lain yang seharusnya dilakukan adalah pelaporan ataupun publikasi. (Belantara indonesia.2010)
Dalam kegiatan penelusuran gua, maka caver harus mengikuti kewajiban sebagai berikut :
ü  Menjaga lingkungan baik kebersihan, kelestariannya, dan kemurniannya.
ü  Konservasi lingkungan gua merupakan tujuan utama penelusur goa. 
ü  Wajib memberi pertolongan kepada penelusur lain apabila membutuhkan pertolongan sesuai dengan kemampuan. 
ü  Menjaga sopan santun dengan penduduk sekitar. 
ü  Izin resmi
Wajib memberitahukan kondisi berbahaya pada penelusur lain tentang kondisi sekitar lingkungan goa atau di dalam goa. (Gollert.y.2013)

SEJARAH PENELUSURAN GUA
Pada masa primitif, gua dihuni oleh manusia primitif sebagai tempat bermukim, berlindung, kuburan dan untuk pemujaan roh-roh leluhur yang terdahulu. Tahun 1674, John Beumont seorang ahli bedah dan ahli geologi amatir dari Samerset Inggris melakukan pencatatan laporan ilmiah tentang penelusuran gua Suruman (Photoling) yang pertama kali diakui oleh Brtish Royal Society. Tahun 1670-1680 Baron Johan Valsator dari Slovenia adalah orang yang pertama melaukan deskripsi terhadap 70 gua dalam bentuk laporan ilmiah lengkap dengan komentar, sketsa dan peta sebanyak 4 jilid dengan total mencapai 2.800 hal. Atas jasanya Britsh Royal Society memberikan penghargaan ilmiah kepadanya. Tahun 1818, kaisar Habsburg Francis I adalah orang yang pertama melakukan kegiatan wisata didalam gua yaitu saat mengunjungi gua Adelsberg (sekarang gua Postinja di Eks Yuguslavia). (Chirtopher/M-04099.BS)
Josip Jersinovic adalah seorang pejabat pertama yang melakukan pengelolaan gua secara propesional. Tahun 1838 seorang pengacara Franklin Gorin adalah tuan tanah yang memiliki areal dimana gua terbesar dan terpanjang di dunia yaitu Mam Month Cave di Kentucky AS. Olehnya gua tersebut dikomersialkan dan mempekerjakan seorang Mullato bernama Stephen Bishop berumur 17 tahun sebagai budak penjaga gua tersebut.
Stephen Bishop sianggap sebagai pemandu wisata gua profesional yang pertama (Cave Guide). Mam Month Cave sendiri terdiri dari ratusan lorong (Stephen Bishop menemukan sekitar 222 lorong) dengan panjang 300 mil, hingga kini belum selesai diteliti dan ditelusuri. Tahun 1983 oleh Union Of Speleology Mom Month Cave diakui oleh PBB sebagai salah satu warisan dunia (World Herritage). (Chirtopher/M-04099.BS)
Tahun 1868-1888 pada masa ini diakui sebagai saat lahirnya ilmu Speleology yang dipelopori oleh Edoard Alfret Martel (1859-1938) berkat usaha kerasnya selama 5 tahun yang diakui sebagai bapak speleology dunia. Semua yang dia lakukan merupakan kempanye penelusuran gua yang berisi metoda yang menggabungkan bidang ilmu riset dasar dalam ekplorasi gua hingga hingga dapat dilakukan suatu penelitian yang multi disipliner dan interdisipliner. Metoda tersebut diakui oleh para ahli sebagai cara yang paling tepat, konstruktif dan efesien dalam meneliti lingkungan gua, bahkan tata cara tersebut dianggap sebagai pokok penerapan disiplin, tata tertib, etika dan moral kegiatan speleology modern pada masa sekarang.
SPELEOLOGY
Ilmu yang mempelajari tentang gua dan lingkungannya disebut Speleology. Berasal dari bahasa Yunani yaitu spelalion = gua, dan logos = ilmu, lingkungan sekitar gua dapat berupa aliran lava yang membeku, batu pasir (sandstone), batu gamping (karts), gletser dan sebagainya. Ada juga istilah spelunca (bahasa latin dari gua). Di Indonesia istilah yang paling sering dipakai adalah penelusuran gua (caving) tanpa merujuk tujuannya masuk gua.
Goa memiliki sifat khas dalam mengatur suhu di dalamnya,  yaitu pada saat udara luar panas maka di dalam goa akan sejuk, begitu juga sebaliknya. Di Indonesia speleologi tergolong ilmu yang masih muda. Speleologi baru berkembang sekitar tahun  1980 dengan berdirinya sebuah club yang bernama SPECAVINA yang didirikan oleh Norman Edwin dan dr. R.K.T Ko ketua HIKESPI. Kemudian muncul Club Speleologi yang lain :
ü  BSC                            = Bogor Speleologi Club
ü  DSC                            = Denpasar Speleologi Club
ü  SKALA                       = Speleo Club Malang
ü  SSS                             = Salamander Speleo Surabaya
ü  JSC                              = Jakarta Speleo Club
ü  ASC                            = Acintyacunyata Speleological Club
             Dari sekian banyak club speleological, club yang merupakan club aktif hingga saat ini adalah Acintyacunyata Speleological Club (ASC) yang berada di yogyakarta.
            Gua merupakan salah satu ciri khas kawasan karst. Kawasan karst atau gunung gamping merupakan kawasan yang unik serta kaya akan sumber daya hayati dan non hayati. Indonesia mempunyai kawasan karst seluas 20% dari total wilayahnya. Salah satu kawasan karst di Indonesia yang dikenal sebagai Gunung Sewu pernah didengungkan akan dicalonkan sebagai salah satu Warisan Dunia (World Heritage) karena keunikannya
Dalam Speleology banyak bidang ilmu, diantaranya yakni :
                              1.            Geologi            : Speleogenesis, Hidrogeologi
                              2.            Geografi          : Morfologi karst, Hidrologi permukaan, Karstologi
                              3.            Biologi             : Biospeleologi
                              4.            Pariwisata        : Ekowisata, Wisata minat khusus
Di dalam kegiatan alam bebas banyak sekali hubungan antara kegiatan yang satu dengan kegiatan spleologi ini misalnya:
Mounteneering            = Tracking, Packing, Pelacakan Mulut Gua
Panjat Tebing              = Rigging, Chimneying, Bridging,
Arung Jeram                = Water Rafting
Diving                         = Melewati celah celah yang ada di dalam air
Gantole                        = Pelacakan mulut goa dari udara
Canyoning                   = Repeling di air terjun
Vertical Rescue           = Self rescue, tim rescue



DEFINISI KARST
Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa Yugoslavia/Slovenia. Istilah aslinya adalah ‘krst / krast' yang merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia Utara, dekat kota Trieste .
Ciri-ciri daerah karst antara lain :
ü  Daerahnya berupa cekungan-cekungan
ü  Terdapat bukit-bukit kecil
ü  Sungai-sungai yang nampak dipermukaan hilang dan terputus ke dalam tanah.
ü  Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah
ü  Adanya endapan sedimen lempung berwama merah hasil dari pelapukan batu  gamping.
ü  Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing.

Proses Terbentuknya Gua
Tahap awal, air tanah mengalir melalui bidang rekahan pada lapisan batu gamping menuju ke sungai permukaan. Mineral-mineral yang mudah larut dierosi dan lubang aliran air tanah tersebut semakin membesar. Sungai permukaan lama-lama menggeruk dasar sungai dan mulai membentuk jalur gua horisontal.
            Setelah semakin dalam tergeruk, aliran air tanah akan mencari jalur gua horisontal yang baru dan langit - langit atas gua tersebut akan runtuh dan bertemu sistem gua horisontal yang lama dan membentuk surupan (sumuran gua).
            Gua memiliki sifat yang khas dalam mengatur suhu di dalamnya, yaitu apabila suhu di sekitar/luar gua panas,maka suhu udara di dalam gua akan sejuk. Begitu juga sebaliknya,bila kondisi diluar goa dingin, maka suhu di dalam pun akan terasa hangat. Sifat inilah yang menjadikan gua sebagai tempat berlindung dari beberapa mahkluk hidup. Gua-gua di kawasan Indonesia dan pulau Jawa sebagian besar  adalah gua batu gamping, atau gua karst.
Gua yang merupakan lintasan air dimasa lampau, dan kini telah kering di kategorikan ke dalam goa fosil. Dan gua yang terlihat di aliri aliran air, maupun di rembesi air pada dinding-dindingnya di kategorikan ke dalam goa aktif. Oleh karena itu mempelajari gua tidak terlepas dari mempelajari hidrologi karst dan segala fenomena karst di bawah permukaan (endokarst) agar kita memahami bagaimana terjadinya gua dan bagaimana memanfaatkan sumber alamnya, yang mempunyai nilai estetika sebagai objek wisata gua, ataupun sumber air,tanpa mencemarinya.
ORNAMEN DAN KEINDAHAN GUA

Bentuk ornamen-ornamen gua merupakan keindahan alam yang jarang kita jumpai di alam terbuka. Di tengah kegelapan abadi proses pengendapan berlangsung hingga membentuk ornamen-ornamen gua ( speleothem ). Proses ini disebabkan karena a ir tanah yang menetes dari atap gua mengandung lebih banyak CO2 daripada udara sekitarnya.
Dalam rangka mencapai keseimbangan, CO2 menguap dari tetesan air tersebut. Hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah asam karbonat, yang artinya kemampuan melarutkan kalsit menjadi berkurang. Akibatnya air tersebut menjadi jenuh kalsit (CaCO3) dan kemudian mengendap. Berbagai ornamen gua yang sering di jumpai :
v  Stalaktit
Terbentuk dari tetesan air dari atap gua yang mengandung kalsium karbonat (CaCO3 ) yang mengkristal, dari tiap tetes air akan menambah tebal endapan yang membentuk kerucut menggantung dilangit-langit gua. Berikut ini adalah reaksi kimia pada proses pelarutan batu gamping :  CaCO3 + CO2 + H2O à Ca2 + 2HCO3
v  Stalagmit
Merupakan pasangan dari stalaktit, yang tumbuh di lantai gua karena hasil tetesan air dari atas langit-langit gua.
v  Tirai
Tirai terbentuk dari air yang menetes melalui bidang rekahan yang memanjang pada langit-langit yang miring hingga membentuk endapan cantik yang berbentuk lembaran tipis vertical yang berjejer/ bersekat.
v  Teras

Teras Travertin merupakan kolam air di dasar gua yang mengalir dari satu lantai tinggi ke lantai yang lebih rendah, dan ketika mereka menguap, kalsiumkarbonat diendapkan di lantai.

You Might Also Like

0 komentar: