KONSEPSI EKOSISTEM

10/28/2012 Unknown 0 Comments


KONSEPSI EKOSISTEM

Nenek moyang kita telah mampu dan memiliki pengetahuan dimana harus mencari makanan atau tumbuhan yg dapat dimakan dan dimana dapat mencari buruan yang dapat diburu.Mereka juga dapat menentukan tempat dimana mereka dapat tinggal bersama kelompoknya di tempat aman dari serangan binatang buas dan keganasan cuaca/iklim.

0 komentar:

MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN CABAI

10/08/2012 Unknown 0 Comments

1. PENDAHULUAN

Cabai (Capsicum Annum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara‐negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Salah satu masalah dalam peningkatan produksi dan kualitas mutu cabe adalah adanya serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang terjadi mulai dari pesemaian sampai pasca panen. Diantara OPT utama yang sering menimbulkan kerugian pada usahatani cabe adalah serangan penyakit dengan pathogen/ penyebabnya dari golongan virus.
Serangan penyakit virus kuning pada tanaman cabai telah menimbulkan kerugian besar bagi petani di daerah-daerah sentra cabe di Pulau Sumatera dan Jawa dalam 5 tahun terakhir ini, karena akibat serangan geminivirus tersebut menurunkan produksi cabe hingga jauh dari produksi normal, yang kemudian berdampak melonjaknya harga cabe di pasaran.

PEMBAHASAN
Sistem Mulsa Plastik
Dewasa ini bertani cabai hibrida sistem mulsa plastik hitam perak (MPHP) banyak dipraktekkan pada cabai Hot Beauty, Hero, Long Chili, Ever-Flavor dan cabai Paprika. Dimungkinkan pula pada usahatani cabai keriting hibrida maupun cabai kecil (rawit, cengek) hibrida. Alasan utama sistem MPHP digunakan pada cabai-cabai hibrida adalah untuk mengimbangi biaya pengadaan MPHP dari peningkatan hasil cabai yang lebih tinggi daripada cabai biasa, sehingga secara ekonomis menguntungkan. Budidaya cabai hibrida dengan sistem MPHP merupakan perbaikan kultur teknik ke arah yang intensif. Pada umumnya sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai masih menggunakan benih lokal dan populasi tanaman per hektarnya tinggi. Populasi yang sangat rapat ini dapat mengakibatkan penangkapan sinar matahari setiap tanaman berkurang dan kelembaban udara di sekitar kebun menjadi tinggi. Kelembaban yang tinggi seringkali dapat meningkatkan serangan hama dan penyakit. Perbaikan kultur teknik budidaya cabai secara intensif untuk meningkatkan produksi maupun kualitas hasil, diantaranya adalah penggunaan benih unggul dari varietas hibrida yang bermutu tinggi, penerapan MPHP, pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit, serta cara-cara lain yang khas seperti pemasangan turus dan perempelan tunas ataupun daun. Kegiatan pokok teknik budidaya cabai hibrida sistem MPHP meliputi :
Penyiapan Lahan
Dalam budidaya cabai hibrida sistem MPHP, penyiapan lahan harus didahulukan, kemudian disusul dengan penyiapan benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai media tanam benar-benar telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan didahulukan, maka penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya belum matang benar dan bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 – 23 hari (berdaun 2 – 4 helai). Bila bibit terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang optimal dan produksinya menurun (rendah).
Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem MPHP adalah :
Tempatnya terbuka agar mendapat sinar matahari secara penuh.
Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung taupun tembakau ; guna menghindari risiko serangan penyakit.
outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;”> Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak perlu membajak cukup berat.
Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air.

• Persiapan Lahan
Dalam teknik budidaya cabe, hal yang cukup penting adalah mempersiapkan lahan.
Dalam hal ini Anda harus menyediakan sebidang tanah yang sudah dibuat bedengan. Bedengan adalah lahan yang sudah dibentuk seperti gundukan memanjang sebagai tempat menanam cabe.
Tanah harus sudah diolah, yaitu digemburkan, diberi air dan pupuk agar tanah bisa menjadi tempat tumbuh yang baik. Setelah itu lapisi bedengan dengan plastik khusus yang kemudian dilubangi sebagai tempat menanam benih cabe. Jarak antara satu cabe dengan yang lain adalah sekitar 50-70 cm.

• Persiapan Bibit
Salah satu cara menanam cabe adalah memilih bibit yang bagus . Pilihlah bibit cabe yang berkualitas yang bisa Anda dapatkan pada penjual bibit-bibit tanaman yang sudah terpercaya. Anda juga bisa memperoleh bibit cabe dengan cara mengambil biji dari cabe itu sendiri.
Letakkan biji cabe tersebut pada sebuah polybag yang sudah diisi campuran tanah dan pupuk kandang (satu polybag berisi satu biji cabe). Siram dengan air sedikit saja agar tanah tetap basah dan lembab.
Setelah sekitar 20-30 hari, bibit cabe akan muncul dan siap dipindahkan ke bedengan yang sudah disipakan sebelumnya.

• Penanaman
Salah satu teknik budidaya cabe meliputi cara penanamannya. Pilihlah bibit cabe yang sehat dengan ciri-ciri berbatang kuat dan memiliki daun sebanyak kira-kira 6 helai.
Lepas plastik polybag dan pindahkan bibit tersebut pada bedengan saat matahari tidak terlalu terik (lebih baik pagi atau sore). Bila bibit cabe sudah dipindahkan dalam lahan yang lebih luas, segera beri pupuk dan air secukupnya.

• Perawatan
Perawatan tanaman adalah salah satu hal yang sangat penting dalam teknik budidaya cabe. Perawatan meliputi penyiraman, pemupukan, dan juga pengendalian hama serta penyakit.
Penyiraman bisa dilakukan sekali dalam sehari untuk menjaga tanah tidak kering, sedangkan pemupukan dapat dilakukan sekali dalam seminggu. Untuk hama, Anda bisa menggunakan obat atau pestisida yang bisa dibeli di toko-toko kimia.

• Panen
Jika tanaman cabe sudah berbuah dan cukup masak, segera petik buah tersebut pada pagi hari. Buah cabe yang bagus untuk dipanen adalah buah yang tidak terlalu muda tapi juga tidak terlalu matang. Sesudah dipetik, segera simpan cabe-cabe tersebut di tempat yang kering dan sejuk.
Itulah beberapa cara sederhana dalam teknik budidaya cabe. Cukup mudah dilakukan dan Anda bisa mendapat hasil produksi yang memuaskan.
cabe cabai
Referensi
http://penyuluhthl.wordpress.com
http://budidayanews.blogspot.com

0 komentar:

laporan Daslintan NON Atrophoda

10/08/2012 Unknown 0 Comments

  1.  PENDAHULUAN


1.1     Latar Belakang
Tanah erupakan bagian yang penting dalam kehidupan tumbuhan,banyak sekali unsur hara dan mikro organisme yang terkandung didalamnya. Tanah dapat dianggap sebagai bahan lapisan permukaan kerak bumi yang tak terkonsolidasi, yang terdapat di bawah setiap vegetasi di dalam udara dan serasah yang yang belum membusuk, dan meluas ke bawah sampai sampai batas yang yang masih berpengaruh terhadap tumbuhan yang hidup di atas permukaannya.Untuk melihat tanah itu sehat atau tidak dapat dilihat dar ciri indikatornya yang meliputi faktor fisika,kimia,dan biologi.Kesuburan tanah sangat berpengaruh terhadap kandungan yang ada di dalamnya dan juga pertumbuhan tanaman.

1.2     Tujuan
  • Untuk mengetahui ciri indikator tanah yang sehat meliputi faktor fisika, kimia dan biologi
  • Untuk mengetahui bagaimana pengendalian OPT melalui faktor edafik
  • Mengetahui keragaman serangga tanah pada tanah yang kita amati








  1.  TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ciri Indikator Tanah yang Sehat meliputi Fisik, Biologi dan Kimia
  • Berdasarkan Sifat Fisika Tanah
Dalam menilai kesuburan suatu tanah maka sifat fisika tanah mempunyai peranan yang penting disamping sifat kimia. Sifat-sifat fisika itu yaitu tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, warna tanah, temperatur tanah, tata air dan udara tanah. Sifat-sifat fisika ini bisa berubah dengan adanya pengolahan tanah. Dengan pengolahan tanah ini strukturnya menjadi baik sehingga akan membantu berfungsinya faktor pertumbuhan tanaman secara optimal
( Sarief, 1979 )
Struktur tanah merupakan susunan  ikatan partikel  tanah  satu  sama  lain. Ikatan  tanah  berbentuk  sebagai  agregat  tanah.  Apabila  syarat  agregat  tanah terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar  disebut  ped,  sedangkan ikatan  yang  merupakan  gumpalan  tanah  yang  sudah   terbentuk  akibat penggarapan  tanah  disebut  clod.
Tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tekstur tanah, tanah    pasir biasanya tak lekat, tak liat serta tak lepas. Akan tetapi tanah lempung berat  berkonsistensi sangat lekat, sangat liat, sangat teguh dan keras. Analisis konsistensi dapat dilakukan dengan meletakkan tanah diatas ibu jari dan telunjuk  dalam genggaman tangan tergantung dari kelengasan tanah. Khusus tanah yang  dalam keadaan basah ini dapat diamati dengan kelekatan dan kekenyalan berbeda dengan tanah kering
( Darmawijaya, 1990 )
  • Berdasarkan sifat Biologi
Tanah dihuni oleh bermacam-macam mikroorganisme. Jumlah tiap grup mikroorganisme sangat bervariasi, ada yang terdiri dari beberapa individu, akan tetapi ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Mikroorganisme tanah itu sendirilah yang bertanggung jawab atas pelapukan bahan organik dan pendauran unsur hara. Dengan demikian mereka mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik dan kimia tanah
Jumlah total mikroorganisme yang terdapat didalam tanah digunakan sebagai indeks kesuburan tanah (fertility indeks), tanpa mempertimbangkan hal-hal lain. Tanah yang subur mengandung sejumlah mikroorganisme, populasi yang tinggi ini menggambarkan adanya suplai makanan atau energi yang cukup ditambah lagi dengan temperatur yang sesuai, ketersediaan air yang cukup, kondisi ekologi lain yang mendukung perkembangan mikroorganisme pada tanah tersebut.
Jumlah mikroorganisme sangat berguna dalam menentukan tempat organisme dalam hubungannya dengan sistem perakaran, sisa bahan organik dan kedalaman profil tanah. Data ini juga berguna dalam membandingkan keragaman iklim dan pengelolaan tanah terhadap aktifitas organisme didalam tanah .
(Anas,  1989)
Jumlah Fungi Tanah. Fungi berperan dalam perubahan susunan tanah. Fungi tidak berklorofil sehingga mereka menggantungkan kebutuhan akan energi dan karbon dari bahan organik. Fungi dibedakan dalam tiga golongan yaitu ragi, kapang, dan jamur. Kapang dan jamur mempunyai arti penting bagi pertanian. Bila tidak karena fungi ini maka dekomposisi bahan organik dalam suasana masam tidak akan terjadi
Jumlah Pelarut Pospat, Bakteri pelarut P pada umumnya dalam tanah ditemukan di sekitar perakaran yang jumlahnya berkisar 103 – 106 sel/g tanah. Bakteri ini dapat menghasilkan enzim Phosphatase maupun asam-asam organik yang dapa melarutkan fosfat tanah maupun sumber fosfat yang diberikan (Santosa et.al.1999 dalam Mardiana 2006). Fungsi bakteri tanah yaitu turut serta dalam semua perubahan bahan organik, memegang monopoli dalam reaksi enzimatik yaitu nitrifikasi dan pelarut fosfat. Jumlah bakteri dalam tanah bervariasi karena perkembangan mereka sangat bergantung dari keadaan tanah. Pada umumnya jumlah terbanyak dijumpai di lapisan atas. Jumlah yang biasa dijumpai dalam tanah berkisar antara 3 – 4 milyar tiap gram tanah kering dan berubah dengan musim
(Soepardi, 1983)
Total Respirasi mikroorganisme tanah mencerminkan tingkat aktivitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi (mikroorganisme) tanah merupakan cara yang pertama kali digunakan untuk menentukan tingkat aktifitas mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi telah mempunyai korelasi yang baik dengan parameter lain yang berkaitan dengan aktivitas mikroorganisme tanah seperti bahan organik tanah, transformasi N, hasil antara, pH dan rata-rata jumlah mikroorganisrne
(Anas 1989)
  • Berdasarkan sifat Kimia
Sejumlah proses tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah laju dekomposisi mineral tanah dan bahan organik dipengaruhi oleh reaksi tanah. Pembentukan tanaman juga dipengaruhi oleh reaksi asam basa dalam tanah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh tidak langsung terhadap tanaman adalah pengaruh terhadap kelarutan dan ketersediaan hara tanaman. Pengaruh secara langsung ion H+ dilaporkan mempunyai pengaruh beracun terhadap tanaman jika terdapat dalam konsentrasi yang tinggi. Pengujian PH tanah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan menggunakan kertas lakmus, dengan menggunakan kertas indikator universal dan dengan alat PH dilaboratorium dapat menggunakan PH meter Beckman H5.
 ( Kuswandi, 1993 ).
Ion H+ dalam tanah dapat berada dalam keadaan terjerap. Ion H+ yang terjerap menentukan kemasaman aktif atau aktual kemasaman potensial dan aktual secara bersama menentukan kemasaman total. pH yang diukur pada suspensi tanah dalam larutan garam netral (misal KCl) menunjukan kemasaman total oleh karena K+ dapat melepaskan H+ yang terjerap dengan mekanisme pertukaran . Binatang biasanya dianggap sebagai penyumbang sekunder setelah tumbuhan. Mereka akan menggunakan bahan ini atau bahan organik sebagai sumber energi. Bentuk kehidupan tertentu terutama cacing tanah, sentripoda atau semut memainkan peranan penting dalam pemindahan sisa tanaman dari permukaan ke dalam tanah
( Soepardi, 1983 ).
Bahan kapur pertanian ada tiga macam, yaitu CaCO3 atau CaMg(CO3)2, CaO atau MgO dan Ca(OH)2. Kapur yang disarankan adalah CaCO3 atau CaMg(CO3)2 yang digiling dengan kehalusan 100 % melewati saringan 20 mesh dan 50 % melewati saringan80 – 100 mesh. Pemberian kapur dapat menaikkan kadar Ca dan beberapa hara lainnya, serta menurunkan Al dan kejenuhan Al, juga memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Pemberian kapur yang menyebabkan sifat dan ciri tanah membaik, meningkatkan produksi tanaman ( padi, jagung, kedelai )
( Bailey, 1986 )
Penentuan PH tanah dapat ditentukan secara kalorimetrik dan elektrometrik baik dilaboratorium ataupun dilapangan. Elektrik reaksi tanah ditentukan antara lain dengan PH meter Backman, sedangkan kalorimetrik dapat ditentukan dengan suatu alat atau menggunakan kertas PH, pasta PH dan larutan universal. Penentuan car terakhir umumnya lebih murah tetapi peka terhadap pengaruh dari luar. Pada prinsipnya dikerjakan dengan membandingkan warna larutan tanah dengan warna larutan standart dari kertas, pasta dan larutan indikator universal
 ( Darmawijaya, 1990 )
Perilaku kimia tanah dapat ditafsirkan sebagai keseluruhan reaksi fotokimia dan kimia yang berlangsung  antar penyusun tanah dan bahan yang ditambahkan kepada tanah insitu. Faktor kelajuan semua reaksi kimia  yang berlangsung dalam tanah berentangan sangat lebar, antara yang sangat singkat berhitungan menit ( reaksi serapan tertentu ) dan yang luar biasa berhitung abad ( reaksi yang berkaitan dengan pembentukan tanah ). Reaksi-reaksi tanah diimbas oleh tindakan faktor lingkungan tertentu
                                           ( Notohadiprawiro,1998 )
2.2 Pengendalian OPT melalui Faktor Edafik
Pengendalian OPT melalui faktor edafik contonya adalah pengolahan tanah dengan bahan organik. Pengolahan tanah ini ditujukan pada OPT atau hama yang dalam siklus hidup mempunyai fase di dalam tanah. Dengan pengolahan tanah sangat mempengaruhi populasi organisme yang ada di dalam tanah, dan juga dengan pengolahan tanah yang baik akan juga dapat mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman yang ada di dalam tanah, karena pengolahan tanah yang baik akan menimbulkan keseimbangan lingkungan. Selain itu tanah dengan kandungan bahan organik tinggi akan membentuk struktur komunitas yang sangat komplek sehingga keragaman biota tanah akan sangat tinggi. Maka dari itu semakin tinggi keragaman biota dalam tanah akan menyebabkan keseimbangan ekosistem baik diatas tanah maupun di dalam tanah itu sendiri. Dan keseimbangan inilah yang akan menyebabkan atau memungkinkan untuk menghindari berkembangnya Organisme Pengganggu Tanaman.
(Anonymous a, 2011)



III.      METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan ( Dari Pengambilan Sampel Tanah hingga Identifikasi Spesimen)
Alat:
  1. Corong Berlese         :  sebagai tempat untuk meletakkan tanah dan menaring               organisme agar jatuh ke bawah
  2. Mikroskop binokuler : untuk mengamati serangga yang kecil yang tidak kasat mata
  3. Buku Identifikasi      : untuk mengidentifikasi spesimen yang ditemukan
  4. Cetok                                    : untuk mengambil sampel tanah
  5. Kantung Plastik Hitam: sebagai wadah sampel tanah
  6. Lampu                       : untuk memberi kondisi yang panas agar mikrooganisme yang terkandung di tanah jatuh ke bawah
Bahan:
  1. Sampel Tanah            : yang diperlakukan secara organik dan konvensional
  2. Detergen                   : untuk menjebak serangga
  3. Air                             : untuk melarutkan detergen
3.2  Cara Kerja ( Dari Pengambilan Sampel Tanah hingga Identifikasi Spesimen)
Cara kerja pengambilan sampel tanah
Siapkan alat dan bahan
Ambil sejumlah material tanah( kedalaman 10 cm dari permukaan tanah dengan mengambil juga seresah yang ada di atas permukaan tanah)
Gunakan cetok untuk mengambil material tanah
Masukkan ke dalam kantong plastik hitam


Cara kerja di laboratorium
Siapkan alat dan bahan
Buang tanah pada saringan ( bila ada)
Buat larutan sabun ( seperti pitfall, jangan sampai terlalu berbusa)
Taruh pitfall di bawah corong berlese
Taruh sampel tanah pada saringan
Nyalakan lampu
Biarkan 24 jam
Amati
Cara Kerja Identifikasi Spesimen
Amati




Spesimen Kasat mata(makro)             spesimen tidak kasat mata ( mikro)
Ambil dan tiriskan                              Ambil larutan dan letakkan pada cawan petri
Letakkan pada cawan petri                 Amati dengan mikroskop binokuler
Dokumentasi                                                   Dokumentasi
Identifikasi ( KDS/ internet )                          Identifikasi
3.3  Analisa Perlakuan
Analisa Perlakuan Pengambilan Sampel Tanah
Pengambilan sampel tanah yaitu dengan cara,tanah digali dengan cetok dengan kedalam 10 cm,setelah itu ambil sampel tanahnya dan diletakkan ke dalam kantung kresek warna hitam
Analisa Perlakuan Laboratorium
Untuk perlakuan di laboratorium,pertama tanah diletakkan di dalam corong berlese yang didalamya sdah terdapat lampu yang bertujuan untuk membuat mikroorganisme yang ada didalam tanah tidak betah,kemudia buat laruta sabun pada wadah dan diletakkan dibawah corong yang bertujuan untuk tempat jatuh mikroorganisme,tinggalkan selama 24 jam kemudian amati
Analisa Perlakuan Spesimen
Untuk Spesimen yang kasat mata,pertama kita ambil dari larutan detergen dan letakkan di cawan petri yang kemudian diamati dengan buku Kunci Determinasi Serangga.Untuk Yang tidak kasat mata,langkah sama tapi diidentifikasi dan diamati menggunakan mikroskop binokuler.
IV.    HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil Dokumentasi

4.2 Hasil Identifikasi Spesimen yang Ditemukan (Klasifikasi : Kingdom sampai spesies)
Tanah sistem pertanian organik pada tanah makro
  • Cacing Tanah ada 1
-          Klasifikasi Cacing Tanah
Kerajaan: Animalia
Filum: Annelida
Kelas:Clitellata
Ordo: Haplotaxida
Famili: Acanthodrilidae
(Anonymous b, 2011)
  • Semut  ada 9 yang nampak
-          Klasifikasi semut
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Pillum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Subordo : Apokrita
Superfamil : Vespoidea
Familia : Formicidae
Genus : Formica
Spesies : Formica yessensis
(Anonymous b, 2011)
Tanah sistem pertanian organik pada tanah mikro tidak ada spesimennya

4.3 Peranan Spesimen yang ditemukan dalam ekosistem
  • Cacing Tanah
Cacing tanah dalam ekosistem berperan sangat penting, terutama dalam bidang pertanian. Cacing tanah dapat menggemburkan tanah dan membolak-balik tanah agar tanah dapat terjaga keseimbangannya dalam lingkungan. Dengan begitu tanaman yang di tanam dengan kondisi banyak terdapat cacing tanah, maka tanaman tersebut akan dapat tumbuh subur karena cacing tanah dapat mengolah unsur hara yang terkandung dalam tanah tersebut.


  • Semut
Peranan semut dalam ekosistem adalah salah satunya adalah sebagai predator ( ditinjau dalam bidang pertanian), sebagi predator ini artinya dia memakan serangga lain sehingga dapat terjadi keseimbangan lingkungan terutama pada tanaman monokultur, di mana ada hama dan ada semut yang berperan juga sebagai predator terhadap adanya hama pada tanaman tersebut.

4.4 Pembahasan ( Kaitkan spesimen yang ditemukan dengan kondisi tanah yang di bawah)
Pada praktikum yang telah dilakukan yaitu pengamatan terhadap larutan detergen yang telah ditinggal selama 24 jam dibawah corong berlese ditiemukan 1 ekor cacing,berarti menunjukkan bahwa spesimen tanah kurang subur dan sebaliknya banyak ditemukan semut yaitu berjumlah 9 ekor,brarti dapat dsimpulkan bahwa tanh spesimen berjenis liat berpasir karena semut ditemukan paling banyak,
Tanah liat berpasir memiliki struktur tanah yang berongga yang sangat disukai oleh semut dan krang disukai oleh cacing,dikarenakan cacing lebih suka tipe tanah yang bertekstur liat yang memiliki pH yang sesuai dengan cacing



 V.    PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa dari hasil pengamatan,tanah memiliki tekstur liat berpasir dikarenakan hanya ditemukan 1 ekor cacing dan ditemukan 9 ekor semut.Tanah sendiri memiliki ciri indikator yang sehat yaitu yang meliputi fisika,kimia,dan biologi.Dari sifat fisika itu sendiri tanah dilihat dari struktur, tekstur tanah, dan lain-lain. Sedangkan sifat biologi, dapat dilihat dari mikroorganisme yang terkandung dalam tanah tersebut, kemudian apabila dilihat dari sifat kimia, yaitu kandungan dari bahan organik tanah yaitu Ca,N,P dan K, dan masih banyak lagi.Ciri-ciri tersebut sangat berpengaruh untuk menunujkan mana tanah yang sehat dan mana yang tidak


5.2 Saran
GOOD JOB untuk asistennya…..
 Daftar Pustaka
Anas. 1989. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Anonymous a, 2011. http://daslintan.wordpress.com/pengendalian-organisme-pengganggu-tanaman.html. diakses pada tanggal 11 Desember 2011
Anonymous b, 2011. http://id.wikipedia.org/. Diakses pada tanggal 11 Desember 2011
Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Darmawijaya, M. Isa. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Kuswandi. 1993. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Sarief. 1979. Ilmu Tanah Umum. Bagian Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Padjajaran. Bandung.
Soepardi. 1979. Sifat Dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian IPB. Bogor.

0 komentar:

LAPORAN PRKTIKUM DASLINTAN ANTHROPODA

10/08/2012 Unknown 0 Comments

                        LAPORAN PRAKTIKUM
            DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
                                         ARTHROPODA HAMA


                                                               Oleh :
Nama              :  TRIA ARDI PUSPA LAGA
NPM                : E1J011035
Prodi               : AGROKETEKNOLOGI
Dosen              : Mimi Sutraawati, SP., M.Si
Co.as               : Tri Nurhidayah


             LABORATORIUM ILMU HAMA DAN PENYAKIT  TANAMAN
                      FAKULTAS PERTANIAN
                     UNIVERSITAS BENGKULU
                                                          2011


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Hama adalah hewan yang mengganggu atau merusak tanaman sehingga pertumbuhan dan perkembangannya terganggu. Hama juga merupakan makhluk hidup yang menjadi pesaing, perusak, penyakit dan pengganggu semua sumber daya yang dibutuhkan manusia. Definisi hama bersifat relative dan sangat antroposentrik berdasarkan pada estetika, ekonomi dan kesejahteraan pribadi yang dibentuk oleh budaya dan pengalaman pribadi.
Anthropoda merupakan  filum terbesar dari semua binatang penyebab hama tumbuhan. Ciri-ciri filum anthropoda antara lain :
Tubuh terdiri dari ruas-ruas (segment) yang dapat dibedakan dalam 3 daerah. Bentuk simetris bilateral, Alat-alat tambahannya (apendik) juga bersegmen dan berpasangan.        
2 kelas penyebab hama tumbuhan yaitu:
1.      Kelas Insekta hexapoda
2.      Kelas arachinida
Insekta atau serangga mempunyai ciri khas tubuh yang jelas yaitu : Caput (kepala), torax, dan abdomen, antena sepasang, kaki 3 pasang pada torax, sehingga disebut hexapoda. Hewan ini bersayap 2 pasang, 1 pasang atau tidak bersayap. Berdasarkan struktur torax dan perkembangan alat-alat tambahan pada abdomen, insexta dibedakan menjadi 2 sub kelas yaitu :
1.      Apterygota, ciri-cirinya tidak bersayap pterygum , abdomen dilengkapi sepasang atau lebih alat tambahan selain cerci dan alat genetalia, metamorfosisnya tidak nyata (Ametabola) yang terdiri dari 4 ordo yaitu: thysanura, diplura, protura, dan collembolan.
2.      Pterygota, ciri-cirinya bersayap satu atau 2 pasang atau tidak bersayap. Tetapi berasal dari keturunan bersayap, tidak ada alat tambahan pada abdomen selain carci dan alat genetaria. Beberapa ordo yang berperan sebagai hama tanaman adalah orthopthera, hemiptera,coleopteran, hymenoptera, dipteral, dan thysanoptera.
Pada dasarnya alat mulut serangga terdiri atas 4 bagian yaitu labrum, mandubula, maxilla dan labium. Dimana macam-macam jenis serangga tersebut disesuaikan dengan cara memperoleh makanannya oleh sebab itu alat mulut serangga mempunyai struktur dan bentuk yang bermacam-macam pula. Beberapa tipe aat mulut serangga antara lain pengunyah, pencucuk-penghisap, penjilat-penghisap, penggigit pengunyah dan penghisap.
Arachinida merupakan kelas ke 2 terbesar dari filum anthropoda dengan ciri-ciri tubuh dua daerah yaitu : Cephalothorak (kepala dan torax) dan Abdomen. Binatang ini tidak mempunyai antenna dan mata facet, kaki empat pasang pada cephalotorax, lubang genetaria didekat bagian depan dari abdomen dan metamorfosinya belum jelas. Kelas arachnida terdiri dari 4 ordo :
1.      Aranchida
2.      Acgarina
3.      Scorpionoda
4.      Phalangida
Ordo penting penyebab hama tumbuhan adalah ordo acharina (mites, ticks,tungau). Ordo acharina atau tungau terdiri dari 2 golongan.golongan berukuran besar yang disebut ticks dan yang berukuran kecil yang disebut mites. Alat mulutnya berupa penusuk pedipalpus. Penusuk sangat panjang seperti jarum. Segmen ke 3 atau paling ujung kadang-kadang bersama segmen ke 2 membentuk sepasang penjepit yang kecil.
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM
·         Membedakan ciri morfologi penting filum-filum non-Arthropoda hama
·         Mengenal gejala kerusakan tanaman akibat masing-masing serangannya






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hama tanaman adalah binatang yang mengganggu atau menimbulkan kerusakn pada tanaman. Dunia binatang dibedakan menjadi beberap golongan besar disebut Phylum dan Kelas. Empat phylum hama (herbivore) penting, yaitu: chordate (Kelas: Aves, Mamalia), Molusca (Kelas: Gastropoda), Nematheminthes (Kelas Nematoda) dan Arthropoda (Kelas: Insecta atau Hexapoda dan Arachnida) (Bambang P, 2011).
Serangga merupakan kelompok hewan yang dominan di muka bumidengan jumlah spesies hampir 80 persen dari jumlah total hewan di bumi.Dari 751.000 spesies golongan serangga, sekitar 250.000 spesies terdapatdi Indonesia. Serangga di bidang pertanian banyak dikenal sebagai hama(Kalshoven 1981). Sebagian bersifat sebagai predator, parasitoid, ataumusuh alami (Christian&Gotisberger,2000).
Kebanyakan spesiesserangga bermanfaat bagi manusia. Sebanyak 1.413.000 spesies telah berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan hampir setiap tahun. Karena alasan ini membuat seranggaberhasil dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi, kemempuan memakanjenis makanan yang berbeda, dan kemampuan menyelamatkan diri darimusuhnya (Borror, 1998).
                        Serangga memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Bila mendengar nama serangga, maka selalu diidentikkan dengan hama di bidang pertanian, disebabkan banyak serangga yang bersifat merugikan, seperti walang sangit, wereng, ulat grayak, dan lainnya. Serangga dapat merusak tanaman sebagai hama dan sumber vektor penyakit pada manusia. Namun, tidak semua serangga bersifat sebagai hama atau vector penyakit. Kebanyakan serangga juga sangat diperlukan dan berguna bagi manusia. Serangga dari kelompok lebah, belalang, jangkrik, ulat sutera, kumbang, semut membantu manusia dalam proses penyerbukan tanaman dan menghasilkan produk makanan kesehatan (Metcalfe & William 1975).
Serangga juga sangat berperan dalam menjaga daur hidup rantai dan jaring-jaring makanan di suatu ekosistem. Sebagai contoh apabila benthos (larva serangga yang hidup di perairan) jumlahnya sedikit, secara langsung akan mempengaruhi kehidupan ikan dan komunitas hidup organisme lainnya di suatu ekosistem Sungai atau Danau. Di bidang pertanian, apabila serangga penyerbuk tidak ditemukan maka keberhasilan proses penyerbukan akan terhambat (Nazaruddin, 1993).
Umumya tubuh serangga terbagi atas 3 ruas utama tubuh (caput, torak, dan abdomen). Morfologi Serangga pada bagian kepala, terdapat mulut, antena, mata majemuk (faset) dan mata tunggal (ocelli). Pada bagian torak, ditemukan tungkai 3 pasang dan spirakel. Sedangkan di bagian abdomen dapat dilihat membran timpanum, spirakel, dan alat kelamin (Arnest dkk 1981) (Gambar rajah 1). Pada bagian depan (frontal) apabila dilihat dari samping (lateral) dapat ditentukan letak frons, clypeus, vertex, gena, occiput, alat mulut, mata majemuk, mata tunggal (ocelli), postgena, dan antena (Gambar rajah 2 & 2). Sedangkan toraks terdiri dari protorak, mesotorak, dan metatorak dan embelan-embelannya. Dibagian ini ditemukan letak tungkai dengan ruasruasnya seperti coxa, throchanter, femur, tibia, tarsus dan pretarsus. Sayap dengan letak pembuluh membujur dan melintang, notum pleuron, sternum, pescutum, scutum, dan postscutellum. Abdomen serangga berruas-ruasnya dengan embelan-embelan, serta alat kelamin. Letak tergum, pleural membran, sternum, spirakel, epiproct, cercus, paraproct, valvula 1,2,3 dan valviler 1 & 2 dan ovipositor dapat dengan mudah terlihat dan ditentukan pada belalang (Valanganigricornissp).








BAB III
METODEOLOGI

2.1 BAHAN DAN ALAT PRAKTIKUM

·         Belalang kayu  (valanga nigricornis) dan nimfanya,Kepikk hijau (nezara virizula) dan nimfanya,Thrips,,Lalat  rumah (musca domestica) dan larvanya,Kupu-kupu dan larvanya,Lebah madu,Lebah kayu (Xylocopa) dan larvanya
·         Daun utuh dan yang rusak karena belalang,polong kedelai utuh dan yang terserang kepik hijau,daun utuh dan yang rusak karena thrips,makanan ssegar dan yang telah diserang lalat rumah,bunga segar dan yang telah dihisap kupukupu.
·         Alcohol 70 % ,kloroform,gliserin,dan kapas.
·         Miikroskkop streo,loup,pinset,cawan petri dan jarum tombak.

2.2 CARA KERJA

·         Specimen bealang kayu
                  Belalang kayu mewakil tipe alat mulut penggigit pengunyah.Temukan bagian_bagian utama dari tubuh dan temukan juga:abrum,labium.mandibula,maksila,dan hypopharynx.Pada waktu mengamati bagian terssebut,gunakan oup atau mikroskop agar ebih jelas.Perhatikan bentuk dan letak bagian tersebut  serta pelajari pula fungsii dari masingmasing bagian.Perhatikan gejala kerusakan yang diakibatkannya dan bagaiimana cara pengendaliannya.Perhatikan bagian alat mulut dari specimen yang ada,gambar dan beri keterangan massing-masing bagian tersebut.Perhatikan gejala kerusakan yang diakibatkannya,gambar dan beri kketerangan .Bandingkan tipe allat mulut serangga dewasa dengan larva dan nimfanya.
·         Specimen kepik hiaju
                  Kepik kayu mewakili alat mulut pencucuk penghisap.Temukan bagian utama dari tubuh kemudian temukan juga:stilet,labrum,dan labium.Pada waktu mengamati bbagian tersebut gunakan loup atau mikroskop agar lebih jelas.Perhatikan gejala kerusakan yang diakiibatkannya dan bagaimana cara pengendaliannya.Bandingkan tipe alat mulutnya antara yang dewasa dengan larva atau nimfanyya.Perhatikan bagian alat mulut dari specimen yang ada,gambar dan beri keterangan masing bagian tersebut.Perhatikan gejala kerusakan yang diakibatkannyya.Gambar dan beri keteranganKemuudian perhatikan perbedaannya dengan specimen bealang kayu.

·         Specimen thripss
                  Thripss merupakan ssalah ssatu contoh dari alat mullut pemarut penghissap.Perhatikan dengan menggunakan mikroskop,bagian utama dari tubuh,kemudian temukan juga paruuh konikal yang pendek dengan tiga stilet,Perhatikan car a kerjanya dan gejala kerusakan yang diakibatkan oleh serangannya,serta bagaimana cara pengendaliannyya.Gambar tipe alat mulut dan beri keterangan massing alat mulut tersebutkemudian bandingkan antara yang dewasa dengan larva atau nimfanya.

·         Specimen lalat rumah
                  Lalat rumah kayu mewakili tipe alat mulut penjilat.Temukan bagian utama dari tubuh dan temukan bagian mulutnyya yang terdiri dari proboscis yang berdaging,sebagian disembunyikan dalam rongga dibawah kepala,dengan organ seperti sponge.Perhatiakn cara kerja dan keruusakan yang diakibatkannya serta bagaimana cara pengendaliannyya.Gambar alatt mulut tersebut beri keterangan,bandingkan tipe alat mulutnya antara yyang dewassa dengan larva atau nimfanya.

·         Specimen kupu-kupu
                  Kupu-kupu kayu mewakili tipe alat mulut penghisap.Temukan bagiian utama dari tubuh dan kemudian rtemukan juga:aat mulutnya yang mempunyai saluran yang panjang yang disebut proboscis,bentuknya bergulung sseperti coil apabila sedang tidak digunakan dan memanjang apabila serangga tersebut sedang makan.Perhatikan cara kerja dan gejala kerusakan yang diakibatkannya serta bagaimana cara pengendaliannya.Gambar dan beri keterangan.Bandingkan tipe alat mulutnya antara yang dewasa dengann larva dan nimfanya.

·         Specimen lebah
                  Lebah kayu mewakkili tipe allat mulut pengunyah penjilat.Temukan bagian utama dari tubuh dan kemudian temukan juga mandibula yang tampak jelas sebagai organ pengunyah akan tetapi maksila dann labiumnya telah mengalami modifikasi menjadi organ penjilat yang tipis untuk mengambil cairan,terutama nectar dari bunga.Sebagian besar sserangga dari tipe alat mulut ini menguntungkan manusia terutama sebagai penyerbuk.Lebah kayu merupaknan contoh lebah yang merugikan.Perhatikan cara kerjanya dan gejala kerusakan yang diakibatkannya dan bagaimana cara pengendaliannya.Ganbar dan beri keterangan.Bandingkan tipe alat mulut yang dewasa dengan larva dan nimfanya.















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. Hasil


a.       Specimen Lalat rumah
Nama hama     : Lalat rumah
Family             : Muscidae
Ordo                : Diptera
Filum               : Arthropoda
Gambar           :

b.      Specimen belalang kayu
Nama hama     : Belalang kayu
Kerajaan          : Animalia
Filum               :
Arthropoda
Kelas               :
Insecta
Ordo                :
Mantodea
Gambar           :

c.        Specimen kepik hijau
Nama hama     : Kepik Hijau
Filum               : Arthropoda (arthropoda)
Kelas               : Insecta (Serangga)
Order               : Hemiptera
Family             : Pentatomidae
Genus              :Nezara
Species            : Nezara viridul
Gambar           :

d.      Specimen kupu-kupu
Nama hama: Kupu-Kupu
 Kerajaan       : Animalia
Divisi              :
Rhopalocera
Filum              :
Arthropoda
Kelas              :
Insecta
Ordo              : Lepidoptera
Gambar      :


e.        Specimen Thrips
Nama hama      : Thrips
 Kingdom             : Animalia
Phylum                :
Arthropoda
Class                    :
Insecta
Subclass              :
Pterygota
Superorder         :
Exopterygota
Order                   : Thysanopter
Gambar           :
 Thrips

f. Specimen lebah Kayu
Nama hama     : Lebah kayu
Family             : Apidae
Ordo                : Hymenoptera
Filum               : Arhtropoda
Kelas               : Insecta
Gambar           :


4.2 PEMBAHASAN

         Pada percobaan ini dilakukan untuk mengamati tipe-tipe dari mulut Arthoproda Hama serta gejala kerusakan yang di timbulkannya. Arthropoda Hama merupakan hama yang berbentuk serangga. Gejala kerusakan akan dapat di deteksi dengan melihat tipe mulut yang di miliki dari serangga tersebut.

1.           Belalang kayu ( Valanga nigricanis)

         Belalang kayu memiliki alat mulut tipe alat pengigit pengunyah. Pada belalang( Valanga nigricanis) memiliki beberapa bagian dari organ-organnya anatara lain :


a.    Labium (bibir atas)
b.   Labrum (bibir bawah)
c.    Maksili ( rahang bawah sebelah kiri dan kanan.)
d.   Mandibula ( Rahang atas sebelah kiri dan kanan)
e.    Antena
f.    Clypeus
g.   Mata majemuk
h.   Hypopharinx
i.     Maxilapalpus
j.     Gena


         Belalang akan banyak kita temukan di habitat yang banyak tanaman. Biasanya pada rumput-rumputan.
Pada belalang ( Valanga nigricanis) labrum berfungsi sebagai bibir bawah yang menggelambir dan lebar . Di bawah labrum terdapat klipeus. Pada sisi dalam labrum yang membengkak akan terdapat epifaring. Mandibula pada belalang ( Valanga nigricanis)  merupakan rahang atas yang jumlahnya satu pasang yaitu kiri  dan kanan. Bentuknya tidak beruas. Mandibula terletak di belakang labrum. Pada pangkal mandibula terbentuk segitiga yang secara bertahap memilih kearah luar. Pada bidang untuk menggigit terdapat daerah insinor ( gigi seri) dan daerah molar(granum). Maksila adalah struktur yang berpasangan. Dan terletak di belakang mandibula. Maksila berjumlah satu pasang yaitu kiri dan kanan. Maksila pada belalang terdiri dari: molar (pangkal maksila berbentuk segitiga ), stieps merupakan  ruas kedua, palfier adalah gelambir stieps tempat timbulnya palpus, lasinia dan gala adalah dua buah juluran yang
keluar pada ujung stieps. Palpus maksila berfungsi sebagai perasa labium berbentuk sepasang embelan yang bersatu. Labium terdiri dari submentum, mentum dan ligula.
Gejala yang di timbulkan dari belalang ( Valanga nigricanis) yaitu terjadi pada daun muda. Belalang menggigit daun dengan cara mengigit pada bagian tepi kemudian mencapai bagian tulang yang menimbulkan gerigi pada daun. Sehingga lama kelamaan tanaman akan habis. Waktu untuk merusak tanaman bisa siang hari. Hal ini akan merusak dari bentuk tanaman yang di serang.
Untuk mengurangi serangan dari belalang ini adalah dengan pengendalian yaitu sebagai berikut :
-Pengendalian hayati
         Pengendalian hayati denga menggunakan musuh alami.
-Pengendalian kimia
         Pengendalian kimia dengan menggunakan penyemprotan dengan racun insektisida
-Pengendalian mekanik
         Pengendalian mekanik dengan cara mematikan hama.
-Cara fisik
         Dengan membakar sumber hama, pengasapan, pengeringan, atau perendaman.
-Cara sanitasi
         Membersikan tanaman inang, serasah, dan gulma.
2.           Spesiemen kepik hijau (Nezara viriduc)

            Tipe alat pencucuk-penghisap ini diniliki oleh kepik hijau (Nezara viriduc) Adapun bagian-bagian dari alat mulut ini adalah stylet, labrum, labium,. Pada tipe alat ini labium berbentuk memanjang  membentuk tabung berongga dengan celah didepannya dan terdiri dari 4 ruas (restrum).
Selain itu pada kepik (Nezara viriduc) juga terdapat stylet yang berfungsi untuk menembus dinding sel  jaringan tanaman. Didalam stylet terdapat dua buah saluran yaitu saluran luar dan saluran makanan. Pada tipe alat mulut ini labrum sangat pendek dan berfungsi memperkuat kedudukan stylet. Kepik merusak tanaman dengan cara mencucuk  jaringan tanaman dengan menggunakan stylet,. Gejela  kerusakannya yaitu timbul oleh kepik hijau (Nezara viriduc) yaitu bercak-bercak pada daun. Sehingga pertumbuhan tanaman  menjadi rusak. Kepik hijau (Nezara viriduc) akan mengeluarkan racun dari mulutnya. Hal dapat mentebabkan tanaman menjadi layu dan mati. Kepik hijau (Nezara viriduc) merusak tanaman biasanya pada buah padi atau bulir padi yang muda. Akan di temukan terdapat titik putih yang kemudian menjadi coklat atau hitam.

3.        Spesimen thrips

         Tipe alat mulut pada thrips adalah pemarut-penghisap bagian yang dapat kita temukan yaitu :
paruh konikal yang pendek dengan tiga buah alat pencucuk –penghisap atau disebut dengan stylet. Stylet berfungsi sebagai alat pemarut yang bergerak keluar masuk, memarut jaringan tanaman yang diserangnya. Sehinggan akan kita temukan cairan. Sedangkan paruh konikal berpungsih menghisap cairan yang timbul dari proses pemarutan. Akibat dari serangan ini, awalnya jaringan akan berwarna putih atau belang yang kemudian akhirnya akan tampak seperti seperti berwarna kuning.
Pada alat mulut seperti ini dilengkapi dengan paru konikal dan pada bagian ini terdapat alat pencucuk-penghisap atau stylet. Stylet berasal dari modifikasi mandibula kiri  dan 1 pasang maksila.
Gejala serangannya yaitu  thrips lebih banyak menyerang daun yang masih mudadan contoh tanamannya adalah daun beringin.  Akan kita temukan  pelukaan  bintik-bintik hitam yang disertai dangan munculnya warna putih. Kemudian daun akan menggulung dan thrips akan tinggal di dalam gulungan daun beringin tersebut.
Adapun langkah pencegahannya yaitu :
1.Rotasi tanaman dengan inang yang tahan hama.
2.Pengaturan waktu tanam.
3.Penggunaan insecticida).
4.Sanitasi lahan
5.Secara mekanik dengan cara di bunuh.
6.Musuh alami.

4.        Specimen lalat rumah ( Musa domestica )

         Pada tipe alat mulut pada lalat rumah ( Musa domestica ) yaitu penjilat. Bagian-bagiannya yaitu sepeti proboscis, mata facet, antenna, labium restrum, labellum, caput, dan hyphopharynx. Probicisnya merupakan bentuk yang berdaging dan sebagian dari alat mulut ini disembunyikan pada rongga dalami bawah bagian organ kepala. Dan dilengkapi dengan organ yang berwujud seperti sponge, pada serangga ini, proses memakan terjadi dua tahap yaitu yang pertama serangga ini mengeluarkan ludah untuk melunakkan makanannya sehingga menjadi cair yang kedua, cairan makanan ini kemudian akan dihisap melalui probocis yang dilengkapi oleh organ sponge.
Cara pengendaliannya :
1.      Cara fisik di bunuh dengan raket listrik
2.      Makanan yang harus di selamatkan dengan cara di tutup.
3.      Cara kimia dengan racun.

5.        Specimen kupu-kupu

         Kupu-kupu memiliki tipe alat mulut pengisap. memiliki cirri khusus yaitu dilengkapi dengan probocis. Probocis ini berasal dari modifikasi dari maxilla yakni pada bagian galiannya yang menjadi sebuah tabung memanjang dan menggulung. Dan berfungsi dari probocis digulung apabila sedang dalam keadaan pasif dan memanjang apabila dalam keadaan makan. Umumnya serangga ini menghisap cairan nectar pada bunga tanaman. Serangga yang termasuk kedalam tipe alat mulut ini. Merusak tanaman pada fase generatif yaitu pada saat tanaman sedang dalam masa pembungaan.dan bagian yang diserang pada umumnya organ bunga. Serangga ini akan menghisap cairan nectar pada bunga melalui probocis, dengan cara mencucukan mulutnya pada bagian tajuk bunga tanaman yang biasa diserang yaitu tanaman hias, buah-buahan dan tanaman pangan.
Adapun gejalah kerusakannya yaitu bunga pada masa generatif lebih cepat rontok dan gugur
Pengendalin yang di lakukan yaitu :
1.Cara hayati (Biologi)
Menggunakan organisme hidup sperti pasil,predator, patogen (mikrobia) sebagai musuh hama.
3.Cara kimia
Dengan menggunakan insektisida.
4.Cara fisis dengan di beri peranggap.
5.Cara mekanis dengan cara menghancurkan telur  kupu-kupu dan membunuh lara  yang baru menetas.
6.Cara biotik dengan cara  menggunakan fromone (sex feromone) yang dapat mengganggu prilaku serangga hama, yaitu memiliki lawan jenis dari serangga dengan menggunakan feromon dan membunuhnya.
6.    Specimen Lebah kayu ( Xylocopa )

         Pada tipe alat mulut kumbang kayu ( Xylocopa ) yaitu pengunyah penjilat. ,mandibula  fungsinya masih jelas, sedangkan maksila dan labium telah bermodifikasi menjadi organ penjilat yang tipis untuk mengambil cairan pada bunga.Gejala kerusakan yang timbul yaitu kerusakan secara mekanik pada batang tanaman yang berupa lubang. Organisme hama contoh kumbang kayu (xylocopa).
7.    Spesimen ulat
         Ulat memiliki tipe mulut pengigit pengunyah. Ulat memiliki organ – organ seperti mata majemuk yang terletak di atas kepalanya sejumlah 2 buah. Antena sebagai penerima rangsang. Dan terdapat mandible.
Gejala kerusakan yang di akibatkan dari ulat yaitu timbul gigitan – gigitan bergerigi biasanya bercumpuk-cumpuk. Sehingga daun akan bolong-bolong dan ulat memakan daun-daun dari mana saja.
Pengendaliannya dengan menggunakan :
1.Menggunakan insektisida
2.Menggunakan musuh alami dengan tanaman yang berduri.
3.Tanamannya yang harus tahan terhadap hama ulat.












BAB V
KESIMPULAN

·         Insekta atau serangga mempunyai ciri khas tubuh yang jelas yaitu : Caput (kepala), torax, dan abdomen, sepasang antena, kaki 3 pasang pada torax, sehingga disebut hexapoda.
·         Alat mulut serangga terdiri atas 4 bagian yaitu labrum, mandubula, maxilla dan labium. Dimana macam-macam jenis serangga tersebut disesuaikan dengan cara memperoleh makanannya.
·         Alat mulut lebah kerap disebut probocis.
·         Pada lebah kayu terdapat mandibula yang terlihat dengan jelas yang mana berperan sebagai pengunyah.








DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Serangan Kutu Putih pada Tanaman.
http://fp.uns.ac.id/~hamasains/dasarperlintan-2.htm. Diakses pada tanggal 21 oktober 2011.
______, 2009. Tanaman Hortikultura. http://ditlin.hortikultura.deptan.go.id. Diakses pada tanggal 21 oktober 2011.
______, 2009. Jenis-jenis Hama dan Penyakit. http://rumahkuhijau.com. Diakses pada tanggal 21 oktober 2011.
Hildayani, 2009. Hama dan Penyakit Tanaman Setahun. http://hild@yani.scribd.com. Diakses pada tanggal 21 oktober 2011.
Lena, 2009. Pengantar Perlindungan Tanaman. http://l3na.blogspot.com. Diakses pada tanggal 12 Desember 2009.
Purnomo, bambang. Dan priyati ningsih 2006. materi kuliah dasar-dasar perlindungan tanaman. Universitas Bengkulu :  Bengkulu .
Triharso.1994. Dasar – Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada Universyty press : jogyakarta.
Wigena, Santana.1994.Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Universitas terbuka Jakarta.
www.google.com/materi perlindungan tanaman/



0 komentar: