LAPORAN PRAKTIKUM DASAR – DASAR ILMU TANAH DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL DAN UKURAN TANAH

2/21/2015 Unknown 0 Comments


LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR – DASAR ILMU TANAH
DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL 
DAN UKURAN TANAH


NAMA                 :         TRIA ARDI PUSPA LAGA
NPM                     :         E1J011035
KELOMPOK       :         SATU
SHIFT                  :         14.00 -15.40



              LABORATORIUM ILMU TANAH
 FAKULTAS PERTANIAN
                  UNIVERSITAS BENGKULU
                                       2012

Ingin lebih banyak laporan silahkan klik disini


I.      PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga fase, yang salah satunya adalah fase padat yang hampir menempati 50% volume tanah, sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan sebagian lainnya  bahan organik. Yang terakhir ini dijumpai dalam jumlah yang besar pada tanah organik (organisol).
 Sisa volume selebihnya merupakan ruang pori–pori yang ditempati sebagian oleh fase cair dan gas yang dibandingkan selalu bervariasi  menurut musim dan pengelolaan tanah. Dengan demikian, perbandingan komponen utama tanah partikel-partikel organik bahan organik, air, dan udara sangat bervariasi menurut jenis tanah lokasi dan kedalaman.
 Sifa-sifat fisik tanah diketahui,  sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah sangat menentukan penetralisasian akar di dalam  tanah, resensi air, drainase,  aerasi, dan nutrisi tanaman. Sifat fisika tanah juga mempengaruhi sifa-sifat kimia dan biologi tanah.Oleh karena itu, erat kaitannya bahwa jika seseorang berhadapan dengan  tanah dia harus mengetahui sebarapa jauh dan  dengan cara apa sifat-sifat tersebut dapat diubah.
Hal ini berlaku apakah tanah itu akan  digunakan sebagai medium untuk pertumbuhan  tanaman atau bahan struktual dalam pembangunan jalan raya,bendugan, dan fondasi untuk gedung, untuk pembuatna lapangan golf dan atletik, atau untuk sistem pembuatan limbah. Tekstur adalah ciri tanah yang paling permanen dan paling penting untuk diketahui.
 Tekstur tanah penting untuk kita ketahui karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut (fraksi pasir, liat, dan debu) akan menentukan sifat fisika, fisika-kimia, dan kimia  tanah. Alasan lainya adalah karena tekstur mempunyai hubungan erat dengan kemampuan tanah menyimpan dan memegang air, aerasi serta permeabilitas, kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah.Data tekstur juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air retensi air, konduktivitas hidrolik dan kekuatan tanah.

2.      Tujuan Praktikum
1.      Menetapkan distribusi ukuran partikel tanah
2.      Menetapkan kelas tekstur tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nsasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm (penggolongan berdasarkan USDA). Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas tanah, porositsas dan lain (Ali Kemas, 2005)
Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan untuk menjadi lebih keras dan menyangga kapasitas drainase, menyimpan air, plastisitas, mudah untuk ditembus akar, aerase dan kemampuan untuk menahan retensi unsur-unsur hara tanaman.Semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah.Salah satu sifat fisik tanah yang terpenting adalah tekstur tanah.
Dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam sebaran besar butir (particle size distribution) yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih besar / kasar dari pasar.
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-fraksi pasir, debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas, permeabilitas, keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah geografis tertentu (Hakim et al, 1986). Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel tanah dalam suatumassatanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat, debu dan pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm infiltrasinya, penetrasi setta kemampuan mengikat air (Kartosapoetra, 1988).
Jika beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka hasilnya selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-partikel yang beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloi, sangat halus, halus, kasar dan sangat kasar. Partikel-partikel ini telah dibagi ke dalam grup atau kelompok-kelompok atas dasar ukuran diameternya, tanpa memandang komposisi kimianya, warna, berat atau sifat lainnya. Kelompok partikel ini pula disebut dengan “separate tanah”. Analisa partikel laboratorium dimana partikel-partikel tanah itu dipisahkan disebut analisa mekanis. Dalam analisa ini ditetapkan distribusi menurut ukuran-ukuran partikel tanah (Hakim et al, 1986).
Tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air, ketersediaan air di dalama tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi). Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat mempengaruhi perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman serta efisien dalam pemupukan. Tekstur dapat ditentukan dengan metode, yaitu dengan metode pipet dan metode hydrometer, kedua metode tersebut ditentukan berdasarkan perbedaan kecepatan air partikel di dalam air (Hakim et al, 1986). Tanah disusun dari butir-butir tanah dengan berbagai ukuran. Bagian butir tanah yang berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar tanah seperti kerikil, koral sampai batu. Bagian butir tanah yang berukuran kurang dari 2 mm disebut bahan halus tanah. Bahan halus tanah dibedakan menjadi:

(1) pasir, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan 2 mm.
(2) debu, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai dengan 0,050 mm.
(3) liat, yaitu butir tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm.
Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur dibedakan berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat.
Diagram Segitiga Tekstur Tanah USDA





III. METODELOGI

Ø  Cara Kerja  Metode Hydrometer Hari 1
1.      Timabang tanah dengan ukuran 2 mm seberat 150 gram dimasukan kedalam gelas beker
2.      Tambahkan aquades  + 250 ml + 100 ml larutan calgon dengan kosentrasi 100%
3.      Diaduk secara merata, ditutup dengan plastik dan diikat karet kemudian diamkan selama 24  jam
Ø  Cara Kerja Metode Hydrometer Hari 2
1.      Keesokan harinya tanah didalam beker dipindahkan kedalam gelas ukur dengan ukuran 1 liter, lalu ukur suhunya.
2.      Kenudian ditutup dengan plastik diikat rapat lalu kocok sebanyak 15 kali, lalu diamkan. Jika berbuih campurkan dengan etanol setelah keadaan konstan. Ukur dengan mengunakan hydrometer, dan ditutup dikat kembali lalu didiamkan selama 24 jam.
3.      Kesokan harinya dibuka kembali dan lakukan seperti no 1 dan 2












IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
Tanah
R1
R2
T1
T2
RL1
RL2
Kla
















































B.     Pembahasan

Setelah dilakukan pengolahan data didapatkan bahwa pada tanah inceptisol, lapisan I memiliki persentase pasir 2,07 %, debu 10,35 %, dan liat 87,58%. Dan pada lapisan II memiliki persentase pasir 31,7 %, debu 1,6 %, dan liat 66,5 %
Hasil  tersebut  pada  lapisan  I  termasuk  kelas  tekstur  liat,  hal  ini  disebabkan  Karen kandungan  fraksi  liat  lebih  besar  dari  pada  fraksi  pasir  dan  debu,   hal  ini  sesuai  dengan pendapat Sarwono  (2003),  yang  menyatakan  bahwa,  apabila  terasa berat  dan  halus serta sangat lekat,  dapat  dibentuk bola  dengan
baik  dan  mudah  dibuat  gulungan,  maka  tanah    tersebut  tergolong  bertekstur  Liat.
Tanah bertekstur  halus (dominant liat) memiliki  permukaan  yang  lebih halus dibanding  dengan  tanah bertekstur kasar (dominan pasir).   Sehingga  tanah-tanah  yang  bertekstur  halus  memiliki  kapasitas  adsorpsi  unsur – unsur hara  yang  lebih  besar.  Dan  umumnya  lebih  subur  dibandingkan  dengan tanah  bertekstur kasar.  Karena  banyak  mengandung  unsur  hara  dan   bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pada  lapisan  II  tanah  organik  berwarna  hitam  dan  merupakan  pembentuk utama  lahan  gambut   dan  kelak.   Tanah organik  cenderung  memiliki  keasaman  tinggi  karena  mengandung beberapa asam  organik (substansi humik)  hasil  dekomposisi  berbagai bahan  organik. Hal  ini  sesui  dengan  pendapat      Foth, D (1998), bahwa  tanah dengan drainase yang terhambat biasanya banyak mengandung bahan organik pada lapisan atas (top soil), sehingga berwarna gelap.  Tanah bagian bawah memiliki sedikit bahan organik sehingga berwarna kelabu muda.Kelompok  tanah  ini  biasanya  miskin  mineral,  pasokan mineral  berasal  dari   aliran  air  atau  hasil  dekomposisi  jaringan makhluk  hidup.  Tanah  organik  dapat ditanami   karena  memiliki  sifat fisik  gembur (sarang),  sehingga  mampu  menyimpan  cukup  air  namun karena  memiliki  keasaman  tinggi  sebagian  besar  tanaman  pangan akan  memberikan  hasil  terbatas dan  di bawah  capaian  optimum.  Tanah  non-organik  didominasi  oleh  mineral.  Mineral  ini  membentuk partikel  pembentuk  tanah.

VI. KESIMPULAN


Dari percobaan yang saya lakukan dapat diambil kesimpulan diantaranya :

1.    Lapisan I termasuk kelas tekstur liat, dengan persentase pasir 2,07 %, debu 10,35 %, dan liat 87,58 %. Lapisan II termasuk kelas tekstur liat, dengan persentase pasir 31,7 %, debu 1,6 %, dan liat 66,5 %.
2.    Faktor-faktor yang mempengaruhi kelas tekstur tanah yaitu kemampuan tanah memegang dan menyimpan air, aerasi, permeabilitas, kapasitas tukar kation, dan kesuburan tanah.


Daftar Pustaka

Ali Kemas,  2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada,  Jakarta.
Darmawijaya, M. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Foth, H. D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Hakim, N. M.dkk. 1986.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung.

Hanafiah. 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada , Jakarta.
Hardjowigeno, H. Sarwono. 2002. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
Hardjowigeno, H.Sarwono. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.

Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. PT. Dunia PusatakaJaya,
Jakarta.

Pairunan, dkk, 1985.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Perguruan Tinggi Negeri
IndonesiaTimur, Makassar.





You Might Also Like

0 komentar: